Cari Lokasi Aman dari Semburan Batu dan Debu Vulkanik

EVAKUASI: Seorang warga mengendong anaknya berada di atas geladak KRI Kakap-811 saat dievakuasi di Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (1/5/2024). FOTO: ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA/NZ/AA. --

"Istri dan anak-anak saya carikan dulu lokasi yang aman, terutama untuk menghindari batu-batu yang keluar dari muntahan gunung itu," ujar Reza ketika memberi kesaksian kepada jemaat di GPdI Tiberias Malalayang Manado.

Pada siang harinya upaya ribuan warga yang mendiami Pulau Tagulandang untuk mengungsi ke tempat aman, menumpuk di Pelabuhan Tagulandang dan Minanga, karena belum mendapatkan angkutan kapal atau transportasi yang memadai.

"Sekitar sore hari kami mendengar sudah ada kapal dari TNI yang tiba di dermaga serta sejumlah relawan. Meski tidak semua warga terangkut lewat kapal milik TNI, tetapi sebagian sudah meluncur ke Pelabuhan Bitung," ujarnya.

"Kami pun sekeluarga bisa mengungsi pada esok harinya ke Manado, setelah kapal dari TNI, Basarnas dan lainnya yang dikerahkan bisa mengangkut pengungsi,"  ucapnya. 

Erupsi Kedua

Pada Selasa (30/4), Gunung Ruang kembali erupsi,  Jill dan Reza masih berada di Manado, namun terus berhubungan dengan sejumlah jemaat GPdI di Desa Tulusan  melalui telepon seluler guna memastikan kondisi  mereka aman. Jemaat  menginformasikan ada debu vulkanik gunung menyembur kembali  ke desa itu.

Salah seorang warga Tagulandang,  Anex Tatulus, mengaku mengungsi ke rumah keluarga di Manado sejak erupsi Gunung Ruang yang kedua kalinya pada Selasa (30/4) dini hari sekitar pukul 02.35 WITA.

"Pada erupsi pertama Gunung Ruang, kami mengungsi ke Manado beserta keluarga. Selang seminggu kami menerima informasi kondisi gunung sudah mereda meski masih kelihatan asap menyembur keluar, sehingga kami balik ke Tagulandang," ujarnya.

Tujuan kembali ke pulau Tagulandang, menurut pria paruh baya itu, guna melihat kondisi rumah yang sudah rusak dan melakukan pembersihan.

Tapi, tiba-tiba Gunung Ruang erupsi kedua kalinya pada 30 April dini hari, Semburan vulkanik lebih besar dari erupsi pertama, hanya saja sudah tidak memuntahkan batu-batu melainkan abu vulkanik yang cepat menyebar.

"Abu gunung begitu banyak dan tebal dimuntahkan ke pemukiman. Melihat kondisi yang kurang baik, kami pun dibawa tim SAR kembali ke Manado dengan KN SAR Bima Sena," ucapnya  lagi.

Gunung Ruang erupsi yang pertama 17 April dan erupsi kedua 30 April. Basarnas terus bekerja melakukan penyelamatan bagi warga terdampak di seluruh pulau itu.  Evakuasi dilakukan setiap hari bagi masyarakat yang terdampak erupsi. 

Kabagops Kantor SAR Manado Jendry Paendong di Pelabuhan Tagulandang mengemukakan bahwa evakuasi warga ke Pulau Siau dan Kota Manado tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan, termasuk kondisi kapal.

Tim SAR akan selalu siaga untuk melakukan evakuasi menggunakan KN SAR Bima Sena serta berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sitaro. Sebab,  berapa banyak warga yang akan dievakuasi ke kedua tempat tersebut, masih perlu divalidasi.

Setelah KN SAR Bima Sena sandar di Pelabuhan Tagulandang, Tim SAR memindahkan logistik yang dibawa ke posko induk Apengsala.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan