Kenali Ragam Kelainan pada Kelenjar Tiroid

Ilustrasi (Foto: Shutterstock) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Endokrin Metabolik, dan Diabetes dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Wismandari, menyoroti pentingnya pengenalan dini terhadap kelainan pada kelenjar tiroid, yang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kelainan bentuk dan fungsi.

Wisma menjelaskan bahwa kelainan bentuk pada kelenjar tiroid seringkali dapat terlihat dengan jelas oleh individu atau melalui pemeriksaan medis, yang sering kali ditandai dengan adanya benjolan yang teraba atau terlihat pada bagian leher.

"Kelainan bentuk, karena kelainan bentuk kita bisa lihat dari kasat mata orang yang merasa atau ada orang liat ada benjolan. Bentuk ini kita bagi dua, ada yang difus atau satu lagi kelainannya berbenjol atau yang nodul," kata Wisma secara daring.

Menurut Wisma, kelainan bentuk pada kelenjar tiroid dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelainan bentuk difus yang biasanya terasa mulus saat diraba, dan benjolan nodul yang umumnya tidak rata dan dapat teraba.

BACA JUGA:Arah Pembangunan Jangka Panjang, RPJPD Kabupaten Bungo 2025-2045 Dibahas dalam Musrenbang

BACA JUGA:Perbaikan Infrastruktur Pasar, Pemkab Sarolangun Siapkan Dana Rp7 Miliar

Dia menjelaskan bahwa diagnosa kelainan bentuk pada kelenjar tiroid dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pemeriksaan fisik, ultrasonografi (USG), dan terkadang pemindaian CT Scan. Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh oleh dokter terlebih dahulu untuk menentukan langkah selanjutnya.

Sementara itu, pada kelainan fungsi tiroid, gejala sering kali dapat dirasakan oleh individu melalui gejala yang mereka alami, atau terlihat oleh orang lain melalui perubahan perilaku atau fisik.

Wisma menjelaskan bahwa kelainan fungsi tiroid dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu hipertiroid dan hipotiroid.

"Kelainan fungsi itu kita bagi dua, ada yang hipertiroid ada yang hipotiroid. Kalau hipertiroid itu kelebihan hormon tiroid, kalau yang kekurangan itu hipotiroid," kata Wisma.

Gejala yang sering terkait dengan hipertiroid adalah penurunan berat badan yang tidak diinginkan, gemetar, detak jantung yang cepat, berkeringat berlebihan, dan kegelisahan.

Di sisi lain, hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid.

Ia menuturkan gejala hipotiroid meliputi peningkatan berat badan, rasa kedinginan yang berlebihan, kelelahan, kesulitan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.

Pengenalan dini terhadap gejala kelainan fungsi tiroid dapat membantu individu untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah seseorang menderita hipertiroid atau hipotiroid. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan