Luka Jateng

Oleh : Dahlan Iskan--

Dua baliho besar menyambut kedatangan saya dari Amerika. Satu baliho bergambar Jokowi-Prabowo. Ada logo Projo di bagian atas. Lalu ada tulisan 'Bersama Rakyat' di bagian bawah.

Satunya lagi: Gambar Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Tanpa identitas siapa pemasangnya. Tulisan di bagian bawahnya: bersama rakyat Jatim.

Di sepanjang jalan ternyata banyak terlihat baliho yang dipasang Projo seperti itu: berarti baliho itu menyambut Anda juga.

Lama saya mikir: apa maksud baliho Jokowi-Prabowo itu. Ke mana arahnya?

Sampai di rumah pun tidak muncul jawabannya.

Akankah itu pengondisian bahwa Pak Jokowi akan menjadi pimpinan Gerindra? Lalu Gerindra akan jadi partai tengah yang besar?

"Partai Tengah" yang saya maksud adalah partai tengah dalam konteks Indonesia. Bukan partai tengah secara keilmuan politik.

Lebih mudahnya: yang nasionalis religius, atau religius nasionalistik. Tidak harus di tengah benar. Boleh kiri-dalam atau kanan-dalam.

Baliho-baliho besar ProJokowi itu mungkin sebagai langkah satria berkuda juga. Di bidang politik masa kini. Terutama setelah Jokowi berpisah kian jauh dari Megawati.

Pidato Ketua Umum PDI-Perjuangan di rakernas bulan lalu memang menyiratkan kian jauhnya jarak mereka berdua. Jokowi jangan berharap lagi untuk bisa diterima di PDI-Perjuangan seperti dulu-dulu.

Berarti akan ada pertempuran berikutnya: di Pilkada. Terutama di Jatim, Jateng dan DKI.

Maka setidaknya Jokowi-Prabowo itu tidak hanya sekadar beredar di baliho. Mereka juga akan kompak di Pilkada.

Di Jatim, praktis tinggal PDI-Perjuangan yang tidak mencalonkan Khofifah-Emil menjadi gubernur Jatim. Selebihnya sudah bergabung ke Khofifah-Emil.

Maka di Jatim, posisi politik PDI-Perjuangan pun terisisihkan di Pilkada. Harus cari calon sendiri. PDI-Perjuangan bisa maju sendiri tanpa dukungan partai lain. Seperti di Pilpres. 

Tag
Share