Schneider Electric Dukung Pengembangan Smart Grid
PAMERAN : Schneider Electric menampilkan sejumlah solusi inovatif yang bertujuan untuk mendukung pembaruan infrastruktur jaringan kelistrikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan berbasis digital--
SCHNEIDER ELECTRIC sebagai pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi mengungkapkan bahwa pencapaian target net-zero emission melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan perlu dibarengi dengan pembaruan infrastruktur jaringan kelistrikan terdesentralisasi untuk mengakomodasi kebutuhan energi masa depan. Hal tersebut ditekankan oleh Schneider Electric dalam panel diskusi yang diselenggarakan konferensi Enlit Asia 2023 “Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition” dari tanggal 14-16 November 2023. Dalam kesempatan tersebut, Schneider Electric juga menampilkan sejumlah solusi inovatif yang bertujuan untuk mendukung pembaruan infrastruktur jaringan kelistrikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan berbasis digital.
Surya Fitri, Business Vice President Power System, Schneider Electric Indonesia menyampaikan, Jaringan listrik cerdas (smart grid) yang terdesentralisasi, diperkuat oleh pembangkit listrik terbarukan, akan membawa kita menuju dunia dengan emisi nol-bersih. Smart grid sangat penting untuk memastikan ketersediaan pasokan energi yang efisien, tangguh, dan andal untuk masa depan. “Terlebih lagi, smart grid memungkinkan kita untuk memprediksi, mendeteksi, dan mencegah berbagai gangguan mulai dari potensi susut energi (power losses), dan listrik padam secara tiba-tiba. Smart grid juga memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola berbagai sumber daya energi terbarukan yang ke depannya diperkirakan akan semakin bervariasi.
Transformasi sektor kelistrikan masa depan, khususnya dalam sistem jaringan distribusi perlu mencakup visibilitas menyeluruh atas seluruh aset jaringan, kendali jarak jauh dan kemampuan analitik secara real time, aksesibilitas tanpa henti dan jaminan keamanan data. “Selama tiga hari ini, kami akan menampilkan solusi-solusi smart grid kami yang dapat menjawab kebutuhan transformasi sektor kelistrikan. Tidak hanya itu, para ahli kelistrikan kami juga akan berbagi wawasan terkait grid of the future dan berbagi pengalaman Schneider Electric dalam mendukung transformasi perusahaan utilitas di berbagai negara seperti ENEL dari Italia, SA Power Network dari Australia Selatan, PG&E di California dan masih banyak lagi,” lanjut Surya.
Adapun beberapa solusi smart grid yang ditampilkan Schneider Electric antara lain yaitu SM AirSeT yang merupakan solusi hijau dan digital terbaru yang memanfaatkan teknologi insulasi pure air, memungkinkan industri dan utilitas untuk mengurangi dampak lingkungan mereka dan mengoptimalkan pemeliharaan dan operasional. EcoStruxure Power Monitoring Expert, perangkat lunak untuk monitoring /pemantauan daya listrik yang memberikan wawasan terkait kinerja sistem kelistrikan dan efisiensi energi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan kinerja. EcoStruxure Building Operation, perangkat lunak manajemen gedung yang memberikan informasi yang tepat kapan, di mana, dan bagaimana Anda menginginkannya. EcoStruxure Transformer Expert, memberikan visibilitas yang belum pernah ada sebelumnya ke dalam kesehatan transformator (trafo). PowerLogic T300, perangkat feeder otomatisasi yang menghadirkan fungsi pemantauan, kontrol, dan otomatisasi tingkat lanjut di jaringan distribusi listrik di atas dan di bawah tanah. PowerLogic P5, relai proteksi (protection relay) untuk aplikasi tegangan menengah. Easy UPS 3-Phase Modular, UPS 3 fase 50-250 kW (400V) yang modular, dapat diskalakan, dan mudah digunakan, ideal untuk pusat data kecil dan menengah serta aplikasi bisnis penting lainnya.
Sektor energi adalah salah satu sektor penyumbang emisi GRK terbesar dalam lingkup global dengan 36% dari total emisi GRK dunia. Bagi Indonesia sendiri, sektor energi dan transportasi mendominasi emisi dengan persentase sebesar 50,6% (potensi sebesar 1 Giga Ton CO2eq) dari total emisi di Indonesia pada tahun 2022. Potensi emisi akan terus meningkat hingga di tahun 2030, dimana persentase emisi dari sektor energi diprediksi akan menyentuh angka 1,4 Giga Ton CO2eq (59%). “Sektor energi termasuk kelistrikan membutuhkan strategi perencanaan transformasi yang komprehensif dan dukungan mitra digital yang mumpuni dan terstandarisasi. Sektor ini menjadi tonggak utama kesuksesan upaya dunia yang tengah bergerak menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan untuk itu mari kita sama-sama mewujudkan dunia yang lebih hijau dan lebih sustainable,” tutup Surya. (*/kar)