Tanpa Lipstick

Oleh : Dahlan Iskan--

Dalam pidato pengantar itu Usha bercerita dia bertemu dengan Vance di Yale University. Sama-sama kuliah di universitas papan atas Amerika itu.

"Awalnya kami hanya berteman," ujar Usha. Lantas saling jatuh cinta. Vance pun mau belajar masak masakan India dari calon mertua. Bahkan mau mengikuti gaya hidup Usha sebagai vegetarian.

Mereka pun menikah. Di negara bagian tetangga Ohio, Kentucky. Nikah secara Hindu.

Penampilan sederhana Usha itu terasa klop dengan identitas yang sedang dibangun sang suami: mewakili pemilih kaum buruh kulit putih kelas menengah Amerika. Ini untuk menutup ''kelemahan'' Trump yang hanya mewakili golongan orang kaya.

Vance memang berasal dari keluarga pekerja pabrik baja di Middletown di Ohio. Banyak industri baja di masa lalu di negara bagian Ohio dan sekitarnya.

Di kawasan ini memang dilewati sungai besar Mississippi –sungai terpanjang kedua di dunia. Sungai besar, di masa lalu, sangat penting bagi industri. Baik karena air bakunya maupun untuk lalu-lintas angkutannya.

Industri di kawasan itu hilang satu per satu. Kalah bersaing dengan produk Tiongkok. Ekonomi kawasan itu pun merosot. PHK terus-menerus terjadi.

Inilah kawasan yang paling terkena dampak industrialisasi di Tiongkok. Vance menjadi saksi hidup dari kemerosotan ekonomi selama puluhan tahun itu. Ia mengalaminya sendiri.

Kini tinggal satu pabrik baja di Middletown: AK Steel. AK singkatan dari Armco dan Kawasaki. Dari nama itu saja sudah menandakan bukan lagi sepenuhnya milik Amerika.

Vance dengan cerdas menyerang Joe Biden justru dari begitu lamanya Biden merajai dunia politik.

"Biden telah mengendalikan politik lebih panjang dari umur saya," ujar Vance yang kini berumur 39 tahun –cawapres termuda dalam sejarah Amerika.

Ia menyebut kemerosotan ekonomi itu terus terjadi di sepanjang masa Biden berada di politik.

Vance memang penulis yang andal. Ia pernah jadi wartawan di Iraq untuk media di Amerika. Itu karena Vance pernah dinas militer di Iraq saat ia aktif di Marinir.

Pengalaman hidup bersama kemerosotan ekonomi di kawasan Midwest itulah yang ditulis Vance dalam sebuah buku. Judulnya puitis: Hillbilly Elegy. Itu jadi salah satu buku terlaris di Amerika. Saking menariknya cerita di buku tersebut diangkat ke layar film.

Rasanya kini Trump dapat pasangan yang serba melengkapi. Termasuk dalam hal umur. Memang gaya pidatonya tidak sebagus tulisannya, tapi Vance telah jadi daya tarik baru di Pilpres Amerika.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan