IBI Tekankan Peran Strategis Bidan dalam Pengelolaan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Jubaedah dalam sebuah gelar wicara yang di Jakarta Pusat--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menegaskan bahwa bidan memegang peranan krusial dalam menjaga kesehatan reproduksi calon pengantin, sebagai langkah strategis untuk mencegah gangguan kehamilan.

Ketua Umum IBI, Ade Jubaedah, mengungkapkan pentingnya pengembangan kompetensi bidan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak.
"Dalam melaksanakan tanggung jawab ini, bidan harus memiliki pengetahuan yang memadai, terutama mengenai pencegahan pendarahan pasca-persalinan. Pengawasan yang menyeluruh dari awal hingga akhir proses sangat diperlukan," jelas Ade dalam sebuah forum di Jakarta Pusat sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

BACA JUGA:Berbagi Tips Gerakan Ringan untuk Kesehatan Sendi Usia 60+

BACA JUGA:Cara Mempertahankan Kesehatan Tulang dan Otot Setelah Usia 35 Tahun
Ade juga menyoroti prevalensi anemia di kalangan calon ibu sebagai masalah kesehatan yang signifikan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 26 persen remaja putri mengalami anemia.

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan anak, serta meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.
"Oleh karena itu, pencegahan anemia harus dimulai sejak remaja. Kita perlu memastikan kesehatan reproduksi perempuan dari usia dini, termasuk pencegahan anemia, penyakit fisik, dan masalah psikologis," tambahnya.
Dalam menjaga kesehatan reproduksi calon pengantin, Ade menekankan pentingnya kolaborasi antar profesi.

BACA JUGA:Dampak Kesehatan Mental Anak Jika Diasuh Orang Lain

BACA JUGA:8 Risiko Kesehatan yang Mengintai dari Penggunaan Kipas Angin Saat Tidur

Program Tim Pendamping Keluarga, yang merupakan kerjasama antara IBI dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), merupakan contoh nyata dari sinergi tersebut.

Dalam program ini, bidan berfungsi sebagai koordinator yang bertanggung jawab untuk pemantauan dan skrining calon pengantin.
"Selama periode tiga bulan, kami melakukan observasi dan skrining untuk menentukan kesiapan calon ibu. Mereka yang siap hamil akan mendapatkan perawatan antenatal care yang komprehensif, sementara yang belum siap akan diberikan saran untuk menunda kehamilan hingga masalah kesehatan reproduksinya teratasi," papar Ade.
Dalam proses antenatal care, bidan juga berkolaborasi dengan ahli gizi dan psikolog.

BACA JUGA:Air Permukaan Rentan Picu Penyakit Lambung hingga Kanker, Peringatan dari Ahli Kesehatan

BACA JUGA:Muaro Jambi Terima Bantuan 9 Mobil Ambulan dari Kementerian Kesehatan

"Kami mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu untuk menangani masalah kesehatan secara menyeluruh. Misalnya, ibu yang mengalami masalah gizi akan mendapatkan bantuan dari ahli gizi, sedangkan ibu yang mengalami kecemasan akan didampingi oleh psikolog klinis," tutup Ade. (*)

Tag
Share