Kota Jambi Darurat HIV, Kasus Homoseksual Jadi Penularan Terbesar

Ketua Yayasan Kanti Sehati, David Chandra Harwindo--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Kota Jambi tengah menghadapi lonjakan kasus HIV yang signifikan.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat 112 kasus baru HIV sepanjang tahun 2024, menjadikan total keseluruhan kasus sejak beberapa tahun terakhir mencapai 990 orang. 

Ada pergeseran pola penularan HIV sangat mencolok tahun ini.

Lebih dari 50 persen kasus baru disebabkan oleh hubungan seks antara Lelaki Suka Lelaki (LSL) alias homseks. Dari 112 kasus baru yang tercatat, 66 diantaranya melibatkan LSL.

Ketua Yayasan Kanti Sehati, David Chandra Harwindo, menyebutkan bahwa peningkatan kasus HIV dipicu oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi gaya hidup, kondisi ekonomi, dan pemanfaatan aplikasi chat yang mendukung perilaku seks menyimpang.

"Penggunaan aplikasi khusus untuk sesama jenis menjadi salah satu faktor. Yayasan Kanti Sehati fokus pada edukasi kesehatan dan deteksi dini, namun, lembaga adat dan Kominfo juga harus lebih responsif terhadap masalah ini," ungkap Chandra, Selasa (10/9/2024).

BACA JUGA:Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Cabut Izin

BACA JUGA:Sampah di Gerbang Kota Rusak Estetika

Chandra juga menyoroti pentingnya peran lembaga adat dalam mendorong pemblokiran aplikasi yang mendukung perilaku menyimpang dan penyediaan edukasi kepada remaja untuk menghindari perilaku tersebut.

“Organisasi keagamaan, seperti MUI, juga perlu terlibat dalam sosialisasi di sekolah-sekolah dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi,” tambahnya.

Menurut data Yayasan Kanti Sehati, 80 hingga 100 kasus HIV tercatat setiap enam bulan, dengan 85 persen diantaranya melibatkan LSL. Dari sekitar 2.000 target yang belum terjangkau, lembaga tersebut hanya mampu menjangkau sekitar 100 kasus per semester.

Chandra juga mencatat bahwa kasus HIV paling rendah ditemukan pada remaja berusia 16 hingga 17 tahun yang terlibat dalam LSL. Banyak dari mereka terjangkit HIV setelah terpapar sejak beberapa tahun lalu, bahkan di lingkungan sekolah-sekolah agama.

Sementara itu, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. Ketua LAM, Datuk H Nawawi Ismail, melalui Sekretarisnya, Aswan Hidayat, mendesak agar diadakan pertemuan lintas sektoral yang melibatkan berbagai pihak, termasuk yayasan peduli, MUI, FKUB, Kominfo, dan tokoh agama.

“Jangan biarkan Kota Jambi, yang dikenal sebagai kota beradat, menghadapi masalah ini sendirian. Kami akan menyurati Ibu Pj Walikota Jambi untuk menginisiasi pertemuan lintas sektoral,” tegas Aswan.

Tag
Share