BMKG Sebut Gerhana Matahari Cincin Tak Berpengaruh di Indonesia
Matahari dan bulan akan sejajar di atas bumi dalam peristiwa astronomi yang langka yang akan meredupkan langit dan mengubah matahari menjadi cincin api yang menyala-nyala.--
AMBON, JAMBIEKSPRES.CO-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa fenomena Gerhana Matahari Cincin yang terjadi hari ini tidak berdampak di wilayah Indonesia.
Ketua Bidang Tanda Waktu BMKG, Himawan, sebagaimana dikutip dari Antara.com, menyatakan, "Tidak dapat diamati di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung maupun tidak langsung yang menyertainya."
Himawan menjelaskan bahwa Gerhana Matahari Cincin ini hanya dapat diamati di lokasi yang dilintasi oleh fenomena global pada 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Total Terjadi pada 8 April, Ini Waktu dan Daerah yang Dilewati
BACA JUGA:Fenomena Gerhana Bulan Punumbra yang Muncul Sore Ini Bisa Dilihat di Jambi?, Simak Jadwalnya Disini
Fase Gerhana Matahari Cincin dimulai dengan Gerhana Sebagian pada pukul 15:42:59 UT (waktu universal terkoordinasi) dan Gerhana Total mulai pada pukul 16:50:38 UT, dengan puncak gerhana diprakirakan terjadi pada pukul 18:45:04 UT. Gerhana Total akan berakhir pada pukul 20:39:15 UT, dan Gerhana Sebagian pada pukul 21:47:00 UT.
Berdasarkan analisis BMKG, wilayah yang dapat mengamati Gerhana Matahari Cincin meliputi Samudera Pasifik dan bagian selatan Amerika Selatan, khususnya Chile dan Argentina.
Himawan menjelaskan bahwa Gerhana Matahari Cincin merupakan fenomena langka yang jarang terjadi, dengan periode lebih dari 10 tahun untuk lokasi yang sama, sehingga ini bukan fenomena biasa.
BACA JUGA:Fenomena 'Bulan Kembar' Sedang Ramai Diperbincangkan, Ini Penjelasan Ahli tentang Fenomena Ini
BACA JUGA:Terjadi Fenomena Halo, BMKG Jelaskan Terkait Matahari yang Dilingkari Cincin di Langit Natuna
Dampak dari gerhana ini diperkirakan tidak signifikan, meskipun dapat terjadi penurunan suhu permukaan, intensitas cahaya, dan perubahan pola angin lokal akibat terhalangnya cahaya matahari oleh bulan.
Namun, perubahan ini tidak sedrastis saat terjadi gerhana matahari total.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat yang berada di wilayah yang dilintasi gerhana untuk menggunakan kacamata khusus saat mengamati fenomena ini demi melindungi mata.
BACA JUGA:Fenomena Gerhana Bulan Punumbra yang Muncul Sore Ini Bisa Dilihat di Jambi?, Simak Jadwalnya Disini
BACA JUGA:BRIN Investigasi Fenomena Angin Tornado di Bandung
BMKG berharap masyarakat dapat bersikap partisipatif, positif, dan bijak dalam merespons informasi tentang fenomena alam, dengan tetap mengacu pada data dari lembaga terverifikasi seperti BMKG. (*)