Ekspor Bumbu Rendang Berpengaruh Positif pada Sektor Pertanian

Pelaksana harian (Plh) Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Provinsi Sumbar Budi Lesmana--

PADANG, JAMBIEKSPRES.CO- Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Barat mengungkapkan bahwa ekspor bumbu rendang ke berbagai negara memberikan dampak positif yang signifikan terhadap sektor pertanian dan peternakan di daerah tersebut.
"Ekspor bumbu rendang memiliki dampak yang luas, sehingga kami berupaya untuk mendorongnya lebih lanjut," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Sumbar, Budi Lesmana, di Padang.
Budi menjelaskan bahwa bahan-bahan utama dalam bumbu rendang—seperti daging sapi, cabai merah, santan kelapa, kayu manis, bawang merah, dan kunyit—semuanya berasal dari sektor pertanian dan peternakan lokal.

BACA JUGA:Kantor Wilayah DJPb Jambi Perkuat Pemasaran dan Izin Edar UMKM

BACA JUGA:DJPb Jambi Klaim Penyaluran KUR di Provinsi Jambi Sepanjang 2024 Capai Rp1 Triliun

Dengan meningkatnya permintaan terhadap bumbu rendang, kebutuhan akan bahan baku tersebut juga akan mengalami lonjakan, yang tentunya berpengaruh pada kesejahteraan petani dan peternak.
Ia menambahkan bahwa tren permintaan bumbu rendang terus menunjukkan peningkatan.

Beberapa waktu lalu, seorang pelaku UMKM dari Sumbar berhasil mengekspor satu ton bumbu rendang ke Eropa, dan mereka juga secara rutin melakukan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah.
Meski begitu, Budi mencatat bahwa tantangan masih ada, seperti perbedaan harga dan persoalan izin yang menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk melakukan ekspor rendang secara optimal.

BACA JUGA:Kemenkeu Tingkatkan Pencatatan Ekspor untuk Optimalkan DBH Sumbar

BACA JUGA:China Ekspor 4,09 Juta Kendaraan dari Januari hingga Agustus 2024

DJPb mencatat bahwa perbedaan harga daging segar di luar negeri menjadi alasan banyak pembeli lebih memilih untuk mengimpor bumbu ketimbang rendang siap saji.
Sementara itu, Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi), Syukriah, menyatakan bahwa para pelaku usaha kuliner, khususnya di bidang rendang, siap untuk mengekspor produk mereka ke berbagai negara, termasuk permintaan dari Arab Saudi.

"Hipermi siap untuk memenuhi permintaan ekspor hingga 15 ton bumbu rendang," tuturnya.
Namun, saat ini, pelaku usaha yang tergabung dalam Hipermi masih mengalami kesulitan dalam menjangkau pasar internasional.

Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah daerah dapat terus berupaya untuk mencari solusi pemasaran rendang ke berbagai negara.

BACA JUGA:Ekspor Produk Perikanan Indonesia ke Rusia Mencapai 25,38 Juta Dolar AS

BACA JUGA:Monitoring Ekspor Cangkang Sawit Akan Dikirim ke Jepang

"Dua tahun lalu, kami berhasil mengekspor bumbu rendang ke Jerman, tetapi tahun ini tidak lagi, karena selisih harganya yang cukup signifikan," tutupnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan