Diekspor ke Lebih Dari 50 Negara di Dunia, Output Tahunan Capai 500 Juta Yuan Hasil dari Layang-Layang

INDUSTRI LAYANG-LAYANG: Para pekerja mengemas layang-layang di pabrik layang-layang Sanli di Desa Wangjiazhuangzi di Distrik Fangzi, Weifang, Provinsi Shandong, China timur, 19 Desember 2023. FOTO: XINHUA/WANG ZHI/ANTARA --

Cerita Desa Wangjiazhuangzi China, Kembangkan Industri Layang-layang

Tak banyak lagi kota atau daerah yang konsisten dengan industri layang-layang. Tidak demikian dengan di China. Sebuah desa, yakni Wangjiazhuangzi, Provinsi Shandong, China Timur hingga kini mengembangkan industri tersebut. Seperti apa ceritanya?

---

MESKIPUN suhu di luar sangat dingin, bengkel kerja sebuah pabrik layang-layang di Weifang, Provinsi Shandong, China timur, tetap ramai, dengan para karyawan bekerja keras untuk memenuhi pesanan.

"Klien kami tersebar di lebih dari 10 provinsi. Kami telah menjual 2 juta layang-layang tahun ini, dengan pendapatan penjualan kami meningkat menjadi lebih dari 6 juta yuan (1 yuan = Rp2.157), naik 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Wang Licai, manajer di pabrik layang-layang Sanli.

Saat ini, lebih dari 30 karyawan di pabrik itu terlibat dalam pembuatan layang-layang dengan berbagai warna, yang desainnya mencakup kupu-kupu, burung layang-layang, dan kelabang. Selain itu, para karyawan juga mengemas produk-produk tersebut.

BACA JUGA:Pastikan Kelengkapan dan Kesesuaian Perlengkapan Pemungutan Suara Bawaslu Batanghari Kunjungi PT Macanan Jaya

BACA JUGA:Surati BKN, Pj Bupati Saran DPRD Bentuk Pansus PPPK di Kerinci

Budaya dan industri layang-layang yang berkembang pesat di Weifang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Di Weifang, terdapat lebih dari 600 perusahaan layang-layang, dengan 80.000 lebih karyawan dan nilai produksi tahunan mencapai lebih dari 2 miliar yuan.

Desa Wangjiazhuangzi, tempat perusahaan Sanli berlokasi, terkenal di industri layang-layang di Weifang karena keahliannya yang luar biasa dan desain yang beragam.   

Layang-layang adalah salah satu penemuan nenek moyang bangsa Tionghoa pada zaman kuno. Mainan layang-layang tidak hanya semacam seni yang penuh estetika, tapi juga merupakan sarana olahraga yang dapat membugarkan jasmani.

Lang-layang Tiongkok mempunyai sejarah yang lama. Menurut catatan sejarah, jauh pada tahun 400 Sebelum Masehi, pemikir besar Tiongkok Mozi dan sesepuh tukang kayu Tiongkok bernama Luban pernah membuat burung kayu atau bambu. Burung yang diberi nama "Muyuan" itu bisa terbang selama tiga hari di udara tanpa jatuh. Itulah layang-layang yang paling awal dalam sejarah dunia. 

Kemudian, Muyuan dibuat dengan kain sutra dan kemudian lagi dibuat dengan kertas dengan namanya pun diganti menjadi "zhiyuan", artinya ialah burung kertas. Pada akhir masa Dinasti Tang antara tahun 618 dan 907 Masehi, pada Zhiyuan atau layang-layang kertas dipasang kain sutra atau seruling yang dapat berbunyi. Setelah itu, Zhiyuan mendapat namanya yang baru, yaitu Fengzheng atau layang-layang yang dipakai sampai zaman sekarang.

Sejauh ini, layang-layang dari Desa Wangjiazhuangzi telah diekspor ke lebih dari 50 negara dan kawasan, termasuk Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara Asia Tenggara. Volume penjualan layang-layang secara tahunan di desa itu mencapai hampir 100 juta yuan, dengan nilai output tahunan melampaui 500 juta yuan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan