Perkembangan Ekonomi Syariah Jambi Menjanjikan
Peserta yang mengikuti kegiatan Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi Semester II Tahun 2023 yang berlangsung di Kantor BI Provinsi Jambi--
JAMBI - Pada triwulan kedua tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tercatat sebesar 4,86% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan pertama 2023 yang mencapai pertumbuhan sebesar 5,00% (yoy). Penurunan kinerja PDRB Provinsi Jambi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi permintaan komoditas unggulan, serta belum pulihnya kinerja dua sektor utama.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi, Hermanto, menjelaskan hal tersebut dalam acara Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi Semester II 2023 di Kantor BI Jambi, Selasa (31/10/2023). Yang dihadiri oleh para pimpinan lembaga dan instansi wilayah Provinsi Jambi, pimpinan OPD, pimpinan perguruan tinggi dan akademisi Provinsi Jambi, hingga pimpinan perbankan.
Jika dilihat berdasarkan Lapangan Usaha, LU Jasa Perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 15,86% (yoy). Meningkatnya kinerja LU Jasa Perusahaan didukung meningkatnya permintaan pariwisata dan umrah seiring dengan penghapusan PPKM.
Berdasarkan 5 LU utama penopang pertumbuhan ekonomi Jambi, LU Pertanian mengalami percepatan pertumbuhan didukung oleh produktivitas kelapa sawit yang tetap terjaga saat musim trek berakhir. “Sejalan dengan sektor Pertanian, sektor konstruksi juga mengalami percepatan pertumbuhan berkat proyek infrastruktur yang terus berlanjut, termasuk dimulainya pembangunan Stadion Pijoan, yang disokong oleh peningkatan belanja modal pemerintah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,” jelas Hermanto.
Sementara itu, cenderung rendahnya harga batubara dan CPO di pasar global menahan kinerja LU Pertambangan dan Industri Pengolahan yang tercatat terkontraksi. Rendahnya harga batubara di pasar internasional disebabkan oleh lambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok yang turut menekan permintaan energi.
Pertumbuhan ekonomi triwulan III diproyeksi pada tingkat yang moderat dan akan kembali terakselerasi pada triwulan IV didukung peningkatan aktivitas ekonomi pada hari raya natal dan tahun baru. Sedangkan untuk tahun 2024 mendatang pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2023.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Hermanto--
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi tantangan kedepan, Bank Indonesia telah mengeluarkan inovasi kebijakan seperti insentif likuiditas makroprudensial, devisa hasil ekspor sumber daya alam, penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antar negara atau local currency transaction, sekuritas rupiah Bank Indonesia, sekuritas dan sukuk valas Bank Indonesia, serta QRIS Tuntas.
Hermanto juga mengatakan bahwa kegiatan Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi juga bertujuan sebagai media kolaborasi dengan ISEI, KDEKS dan MES agar banyak pihak terlibat memberikan pemikiran, memberikan masukan kepada pemerintah untuk mengembangkan ekonomi Jambi. “Khususnya ekonomi syariah, karena kita melihat ekonomi syariah itu memang jadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang harus terus dikembangkan. Terutama mengingat Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim” ungkapnya.
Pada dasarnya potensi ekonomi syariah yang bisa dikembangkan sangat banyak, seperti makanan yang halal, fashion seperti Batik Jambi yang sudah terkenal di Indonesia, hingga juga mengenai destinasi wisata yang halal atau memiliki layanan dan fasilitas yang ramah muslim. Halal dapat diterjemahkan sebagai standar kualitas tertinggi, tidak hanya dari bahan pembuat dan proses yang baik tapi juga memberikan manfaat.
Ekonomi syariah memiliki potensi besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Upaya dalam menjaga pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan tidak hanya dengan menjaga kinerja LU utama yang ada dan mendorong inovasi kebijakan, namun juga dengan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi Baru antara lain melalui Ekonomi Syariah (Eksyar) yang berkembang pesat secara global.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Amri Amir, SE, MS, Direktur Eksekutif KDEKS yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut, menyampaikan materi tentang rancangan model pengembangan ekonomi syariah terintegrasi berbasis potensi daerah. Ia menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi memiliki beberapa unsur yang sangat penting. “Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 22,68 juta dengan menyerap tenaga kerja sekitar 119,6 juta orang. Ini yang harus kita utamakan sehingga dalam pengembangan ekonomi kedepannya harus mementingkan sektor produksi dibandingkan sektor keuangan,” ujarnya.
Sedangkan narasumber dari ISEI Dr. Fitriaty, SE, MM menjelaskan tentang Potensi dan inovasi pengembangan ekonomi syariah yang ada di Provinsi Jambi, serta perlunya keterlibatan masyarakat dan UMKM. (mg2)