USU Perkuat Program Studi Menuju Universitas Berkelas Dunia

Rektor USU Prof Muryanto Amin mengatakan berbagai upaya akan dilakukan agar USU masuk dalam 500 universitas berkelas dunia.--

MEDAN, JAMBIEKSPRES.CO-Universitas Sumatera Utara (USU) terus melakukan pembenahan pada berbagai hal, termasuk penguatan pada program studi (prodi) yang ada di fakultas-fakultas sebagai upaya mencapai universitas berkelas dunia.

Rektor USU Prof  Muryanto Amin di Medan, Rabu, mengatakan untuk masuk dalam 500 universitas berkelas dunia, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk mengajak para dosen dan pimpinan prodi membahas rencana yang ingin dicapai dalam dua tahun ke depan.

Ia mengatakan universitas berkelas dunia bukan hanya sekadar dokumen resmi, namun dapat mengubah pemikiran dan suasana akademik menjadi lebih baik.

BACA JUGA:ASYIK! Pendidikan SD dan SMP Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

BACA JUGA: Mendikbudristek Nadim Makarim Sebut 26 Episode Merdeka Belajar Wujud Majukan Pendidikan

Muryanto Amin membagi tiga poin penting terkait rencana USU ke depannya yaitu pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat.

Pada poin pendidikan yang terkait dengan Kurikulum OBE (Outcome Based Education) sebagai syarat untuk mendapatkan akreditasi internasional, kata dia, hingga saat ini sebanyak 66 persen prodi di USU belum memiliki Kurikulum OBE. Oleh karena itu rektor mengimbau kepada semua prodi agar mengubah kurikulumnya. 

Selanjutnya dalam poin penelitian dan publikasi, rektor menyampaikan nilai publikasi artikel internasional USU yaitu 0,8,  artinya belum mencapai satu dosen satu artikel. Sebanyak 400 dosen belum memiliki artikel terindeks Scorpus.

BACA JUGA:Institusi Pendidikan Diminta Berhati-Hati Rekrut Tenaga Bantu Mengajar

BACA JUGA:Unsri Gandeng Polda Sumsel Kembangkan Pendidikan Forensik

Untuk itu pihaknya memfasilitasi program penulisan artikel dan memberi penghargaan kepada dosen yang memiliki produktivitas tulisan yang tinggi melalui Program EQUITY dan program di Lembaga Inovasi Penulisan Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPIHKI).

"Kami sangat berharap dalam waktu dua tahun, satu dosen harus memiliki satu jurnal," katanya.

Dalam hal pengabdian kepada masyarakat,kata dia,  jumlah riset dosen USU masih sedikit yang sesuai dengan Prioritas Riset Nasional (PRN) dan USU masih kesulitan memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi produk industri.

Karenanya ia menekankan pengabdian kepada masyarakat harus diarahkan ke tema-tema khusus yang dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan tren bisnis dan industri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan