Perluas Usaha Setelah Peroleh KUR BRI
Toko Lisa milik Siti Ambarwati yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok--
JAMBI - Kredit Usaha Mikro (KUR) merupakan suatu program yang dipandang mampu untuk memacu pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kapabilitas pengusaha. Keberadaan KUR tentunya dapat memberikan dampak positif bagi pelaku usaha khususnya UMKM untuk mengembangkan usaha agar lebih maju.
Seperti halnya Toko Lisa yang berada di kawasan, Jalan Lingkar Barat, Bagan Pete, Alam Barajo, Kota Jambi, yang telah mengajukan KUR ke BRI sejak tahun 2023 lalu. Pemilik Toko Lisa ini yaitu, Siti Ambarwati yang telah memanfaatkan KUR dari BRI untuk untuk pengembangan usaha.
Siti, mengaku usahanya bermula dari kecil-kecilan, namun setelah adanya KUR dari BRI senilai Rp 30 juta, dirinya mulai menambah pasokan belanjaan, sehingga barang dagangan yang tersedia di Toko Lisa saat ini menjadi lebih beragam. “Di sini saya mulai menjual kebutuhan pokok sehari-hari yang bermanfaat untuk warga sekitar. Bahkan setelah mendapat KUR dari BRI ini, saya juga telah mengembangkan usaha ke kuliner seperti kue olahan sendiri hingga catering untuk acara hajatan. Kue olahan sendiri pun telah sering mengikuti bazar kuliner di Kota Jambi, terutama saat ramadan seperti saat ini banyak peminatnya,” katanya.
Saat mengajukan KUR, Siti mengaku prosesnya mudah dan tidak sulit, hanya dalam beberapa hari uang yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha sudah bisa dicairkan. Oleh karena itu, Siti mengajak bagi pelaku usaha lain yang ingin mengembangkan usahanya dengan cepat, maka harus memilih bantuan pembiayaan modal melalui perbankan, salah satu rekomendasi terbaik adalah KUR BRI. Bahkan Siti mengaku bahwa ada temannya pelaku UMKM Batik yang telah beberapa kali melakukan peminjaman modal melalui KUR BRI, hingga saat ini usaha batik milik temannya telah berkembang pesat.
Tentang usaha kue dan catering, Siti mengaku ada beberapa jenis kue yang ditawarkannya, seperti Kue Nastar, Lapis Legit, Matsuba, brownies sedangkan untuk catering biasanya pesan dalam bentuk nasi kotak dan prasmanan untuk suatu kegiatan hajatan. Bagai calon konsumen yang ingin memesan kue dan catering milik Siti tersebut dilakukannya secara online melalui aplikasi Instagram, WhatsApp dan Facebook. Setelah mendapatkan pesanan barulah dirinya membuatnya. Seperti baru-baru ini ia mengaku mendapat kan pesanan makan dan kue untuk kegiatan buka bersama, pesanan kue untuk acara formal hingga pesanan untuk acara pengantin. “Kuliner merupakan usaha tambahan, di samping usaha toko yang utama,” sebutnya.
Ditanya soal sistem pembayaran yang digunakan untuk transaksi keuangan, Siti menyebutkan menggunakan beberapa fasilitas pembayaran non tunai seperti melalui aplikasi BRImo bahkan ia juga mengaku menggunakan QRIS untuk melakukan kegiatan transaksi keuangan lainnya. Menurutnya dengan menggunakan QRIS BRI dan BRImo semua transaksi keuangan jadi lebih mudah, karena tidak perlu bawa uang tunai ke mana-mana, kalau pun lupa membawa uang tunai, bisa transaksi dengan menggunakan BRImo.
Namun bukan berarti Toko Lisa tidak lagi menerima pembayaran secara tunai, bagi konsumen yang untuk belanja menggunakan uang tunai tetap dilayani. “Memang saat ini yang datang belanja lebih banyak menggunakan uang tunai, tetap saya ajarkan untuk agar menggunakan pembayaran non tunai melalui BRImo atau QRIS BRI. Namun sepertinya hal itu masih membutuhkan waktu,” akunya.
Salah seorang pengunjung Toko Lisa, Sutrida mengaku sering berbelanja di Toko Lisa tersebut, karena barang belanjaan di toko tersebut cukup lengkap. Bahkan beberapa kali dirinya telah merekomendasikan kepada warga sekitar untuk berbelanja di Toko Lisa ataupun memesan kue olahan. Karena kue olahan yang dibuat oleh Siti Ambarwati dinilai baik kualitasnya, rasanya juga enak dan tersedia banyak varian kue yang bisa dipesan konsumen dan soal kehalalan kue pun tidak perlu diragukan lagi. “Untungnya di Toko Lisa menerima transaksi pembayaran dengan sistem non tunai, sehingga lebih memudahkan konsumen yang tidak membawa uang tunai. Karena dengan BRImo prosesnya lebih cepat dan tak perlu menunggu uang kecil untuk kembalian,” imbuhnya.
Sementara itu, Pinca BRI Jambi, Tomy Iriawan menyebutkan bahwa soal UMKM yang paling utama diperhatikan BRI yaitu permodalan, di mana sekarang BRI punya KUR tanpa agunan yang bisa dicairkan sampai dengan Rp 100 juta, yang sebelumnya hanya sampai Rp 50 juta. Sedangkan UMKM yang sudah terbilang cukup besar berdasarkan survei, bisa mendapatkan bantuan KUR lebih besar. “Namun bukan berarti Rp 100 juta langsung dicairkan, melainkan dicairkan bertahap, dilihat berdasarkan volume usaha yang dijalankan. Bisa jadi Rp 5 juta dulu, kemudian naik lagi dan seterusnya sampai Rp 100 juta,” imbuhnya.
Di samping permodalan BRI juga memberikan pelatihan dan permodalan melalui PNM Mekar. PNM Mekar merupakan layanan permodalan bagi para perempuan yang ingin mengembangkan diri di bidang usaha dan bisnis yang berbasis kelompok. Memang jumlah besaran kredit yang ditawarkan melalui PNM Mekar ini tidaklah sebesar KUR, namun cukup untuk membantu perluasan usaha ibu-ibu rumah tangga. (*)