Sajikan Kopi Berkelas, Terobasan Baru Bagi Para Pemakai Narkoba

BARISTA: Seorang warga mengikuti pelatihan keterampilan menjadi barista kopi dari BNN RI. FOTO: ANTARA/ M. SAHBAINY NASUTION --

Keterampilan Barista Untuk Menekan Peredaran Narkoba

Dari luar gedung, terdengar suara riuh di ruangan kampus swasta di Kota Medan. Masuk ke dalam, tampak ratusan peserta berbaju hitam yang bertuliskan "Penggiat P4GN dan Launching Bimtek Life Skill Kawasan Rawan Narkotika Se Indonesia" itu duduk dengan rapi.

---

DI sudut ruangan, terlihat meja bersusun rapi dengan menyajikan semacam jajanan roti, jamu, aksesoris, ada juga jual bibit anggur dan dominan minuman kopi.

Sejumlah calon barisata yang memakai celemek bergambar itu tampak berdiri dengan serius mendengar arahan dari pembimbing. Secara perlahan tangan mereka mulai bergerak lincah meramu bubuk kopi sambil matanya fokus tertuju pada six v atau alat saring kopi. Mereka tampak serius menuangkan air panas ke kopi tubruk tersebut.

BACA JUGA:Rekam dan Sebar Video Tetangga Saat Mandi, Pria di Muaro Jambi Diringkus Polisi

BACA JUGA:APBN 2024 Belanja yang Dinikmati Langsung Oleh Masyarakat

Setetes demi setetes, calon barista itu menunggu larutan kopi dengan air tersebut bercampur sempurna. Sebelum diseduh dengan air, mereka juga memeriksa berat kopi itu di timbangan digital.

Topan, salah satu mantan pecandu narkoba tersenyum, sambil berkata bahwa dia baru tahu rumitnya menyajikan kopi "berkelas", karena biasanya dia langsung meminum saja setelah diseduh dengan air panas, dengan takaran tanpa ditimbang.

Meskipun demikian, ia mengaku bersyukur karena pelatihan mengenai barista yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) itu akan menambah keterampilan anak muda untuk dididik menjadi barista.

Pelatihan itu juga menjadi sarana motivasi bagi mantan pecandu narkoba untuk menambah dan meningkatkan keterampilan untuk menjadi sarana berusaha. Apalagi, selain pelatihan, BNN juga memberikan alat mesin kopi sebagai modal berwirausaha.

Muhammad Raiza yang menjadi mentor pelatihan barista itu menilai kegiatan itu sebagai terobosan baru, sehingga dia bersemangat menularkan ilmunya kepada anak-anak muda agar tidak kembali ke pola hidup lama yang akrab dengan narkoba.

Demikian juga bagi anak muda yang belum pernah kenal dengan barang haram itu, sehingga tidak terperosok karena memiliki kegiatan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya.

Dengan demikian, maka kegiatan pelatihan itu merupakan langkah terobosan untuk pemutus rantai peredaran narkoba di wilayah itu.

Tag
Share