Dikutip dari Urban.id, warga yang menemukan emas batangan tersebut bernama Septa yang bermula menghebohkan Sungai Komering.
Ia menyebutkan pada saat itu, dirinya mendatangi lokasi itu untuk memberi makan ikan dalam keramba. Saat itu, seorang temannya yang bernama Wawan juga datang dan duduk di dekatnya.
“Pertama kali saya melihat ada sesuatu yang muncul. Awalnya saya kira itu adalah kawat, tetapi saat saya dan Wawan turun ke bawah, kami menyadari itu adalah mahkota yang timbul dari dalam air,” ujarnya Sabtu.
Mereka lantas menggali hingga kedalaman 20 cm dan berhasil menemukan beberapa benda antik lainnya. Sewaktu mereka menyelam, ternyata memang ada sebuah mahkota dan dibawa ke daratan.
"Saat benturkan ke besi jembatan terdengar suara nyaring. Karena penasaran saya langsung membasuh barang tersebut. Terlihat mahkota berwarna emas dan saat saya pakai di kepala terasa berat," ungkapnya.
Setelah penemuannya, Septa menyimpan barang antik itu di bawah jok motor. Ia membagi-bagikan temuannya ke teman atau kerabat.
"Saya berikan secara cuma-cuma dan tersisa dua saja, yaitu logam batangan bermotif Soekarno dan gelang naga," ungkapnya.
Tidak berselang lama, baru foto-foto barang itu viral dan menyebar luas di media sosial. Dirinya pun kaget ternyata warga lain menemukan harta diduga emas, hingga ikut mencari ke dasar Sungai Komering.
Bahkan ada yang sudah membawa beberapa temuan ini ke Tulung Selapan untuk diperiksa apakah benda-benda tersebut terbuat dari emas atau bukan.
Sementara itu, Camat Kayu Agung, Iskandar menuturkan, warga yang berpartisipasi dalam pencarian di sungai atau yang ingin melihat langsung diminta tetap berhati-hati.
“Jangan mengganggu lalu lintas dan meresahkan masyarakat lain. Selain itu, belum pasti apakah barang-barang yang ditemukan memiliki nilai berharga, perlu pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya
Kapolsek Kota Kayu Agung, Iptu Sudiarto, mengkonfirmasi sejumlah orang telah menemukan barang-barang antik. Namun keaslian dari barang-barang tersebut masih belum dapat dipastikan.
"Kita mengimbau kepada masyarakat agar tidak memaksakan diri mencari barang antik tersebut. Mengingat kegiatan ini telah menimbulkan kemacetan dan kerumunan di lokasi,” ucapnya. (dnn)