''Saya minus dua hari ini,'' kata Njoo dengan logat Bataknya. ''Dua bapak saya meninggal hampir bersamaan,'' tambahnya.
Padahal Opung sudah berpesan agar Njoo-lah yang mengurus jenazahnya bila meninggal dunia. Njoo pun sudah menyanggupinya.
Permintaan itu disampaikan Opung ketika ia jatuh di kamarnya hampir dua tahun lalu. Saat itu Opung sudah lama sakit-sakitan. Tengah malam itu ia ingin ke kamar mandi. Jatuh. Njooditilpon. Njoo membawa Opung ke rumah sakit. Kepala bagian belakang Opung harus dijahit tujuh jahitan.
Sejak itu kondisi Opung kian lemah. Makannya terlalu sedikit. Banyak makanan yang dilarang: yang bergula, bergaram, berlemak, dan banyak lagi. Berat badannya tinggal 48 kg.
Saya beberapa kali ingin menjenguk Opung. Tidak berhasil. Opung tidak mau dijenguk siapa pun. Hanya Njoo yang bisa bertemu Opung. Atau anak-anak dan menantunya.
Opung sendirian di rumah besar di daerah elite Simprug Jakarta. Istrinya punya rumah sendiri. Pun anak-anaknya.
Saya pernah bermalam di vila Opung yang di tebing Danau Toba. Waktu itu Opung membuat panggung besar di Balige. Untuk saya. Penyanyi top nasional asal Tapanuli, Judika, jadi bintang panggung yang luar biasa.
Petangnya kami berperahu menyeberang Danau Toba. Kami bermalam di vila. Kami juga berenang-ria ditepian danau itu, di depan vilanya.
Opung termasuk tokoh yang ingin agar saya jadi calon presiden. Saya diminta ikut konvensi calon presiden Partai Demokrat. Opung termasuk orang penting di partai itu. Di dewan pembina.
Kepada Opung saya memang lapor: dua kali diminta Presiden SBY untuk ikut konvensi. Saya sendiri tidak ingin ikut konvensi. Tapi Opung terus mendorong agar saya menerima permintaan itu.
''Saya sendiri akan jadi ketua tim sukses Adinda,'' ujar Opung. ''Saya ada kantor kosong di Capital. Bisa Adinda pakai,'' tambahnya. Opung tahu saya juga tinggal di Capital. ''Kalau ke kantor tinggal pindah lift,'' tambahnya.
Maka Robert Njoo pun ikut aktif mengurus strategi pemenangan saya. Ikut diskusi-diskusi dengan tim pemenangan dari berbagai golongan yang lain.
Saya semakin tahu Opung. Termasuk keinginan tertingginya untuk bisa mendapat tambahan bintang di masa purnawirawannya. Ia berharap Presiden SBY bisa memberinya satu bintang lagi. Biar pun itu bintang kehormatan.
Opung melihat banyak muridnya yang juga dapat tambahan bintang di kala sudah pensiun. Pun belakangan, Prabowo juga dapat tambahan bintang setelah menjabat menteri pertahanan.
Opung gagal mendapatkannya. Itu terus jadi pikirannya.
Opung pernah curhat secara terbuka soal itu. Di wilayah utara Sulawesi Selatan. Dari podium ia menunjukkan kemampuan terhebatnya dalam menyindir Pak SBY.