JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Tensi politik jelang Pemilihan Walikota (Pilwako) Sungai Penuh 2024 mulai meningkat.
Terlebih setelah Golkar menerbitkan rekomendasi dukungan sekaligus memastikan bertarungnya 4 pasang calon dalam perebutan BH 1 Kota Sungai Penuh.
Pasangan tersebut yakni petahana Ahmadi Zubir-Ferry Satria yang diusung koalisi PDIP dan PKS, pasangan Alvia Santoni-Lendra Wijaya yang didukung koalisi PPP dan Demokrat.
Kemudian pasangan Alvin Bakar-Azhar Hamzah yang diusung koalisi PAN dan NasDem, pasangan Fikar Azami-Asma Ismail yang didukung Golkar.
BACA JUGA:Sosok Asma Ismail, Pendamping Fikar Azami di Pilwako Sungai Penuh Seorang Ulama dan Tokoh Adat
BACA JUGA:Ahmadi-Ferry Resmi Diusung PDIP untuk Pilwako Sungaipenuh
Keempat pasangan ini sudah memenuhi syarat minimal 5 kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat ini tinggal menunggu bakal calon perseorangan pasangan Pusri Amsy-Mulyadi Yakup yang tengah menghadapi verifikasi faktual dukungan.
Kepala Bappilu DPD I Golkar Provinsi Jambi Joni Ismed optimis pasangan Fikar Azami-Asma Ismail bisa memenangkan pertarungan. Ia menyakini lewat tangan dingin Fikar Azami Golkar akan Berjaya seperti Pemilu 14 Febaruari 2024 kemarin.
"Insya Allah Fikar Azami akan memenangkan pertarungan ini, karena di tangan dinginnya inilah Golkar dari 1 kursi menjadi 5 kursi dan ini kenaikannya 500 persen,” ujarnya.
Terlebih pasangan Fikar Azami-Asma Ismail dinilainya merupakan duet paling ideal. Sebab keduanya merupakan perpaduan antara figur Ulama dan Umara.
BACA JUGA:Antos Galang Dukungan Pondok Tinggi pada Pilwako 2024
BACA JUGA:Alvia Santoni Pilih Lendra Wijaya Sebagai Pendamping di Pilwako Sungai Penuh, Inilah Alasannya
Fikar Azami merupakan sosok Umara yang menjadi representasi pemimpin muda yang inklusif dan terbuka. Sebagai pemimpin muda, Fikar Azami memiliki pandangan visioner, berani melakukan banyak perubahan dan pembaharuan.
Dari segi pengalaman, sosok Fikar Azami juga lebih matang. Ia merupakan mantan Ketua DPRD Sungai Penuh dan pernah memimpin berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan kemudaan.
Sedangkan Asma Ismail merupakan seorang Ulama yang memiliki pemikiran luas. Ia merupakan sosok pemimpin yang khadimul ummah, pelayan bagi masyarakat. Itu terbukti dengan perjalan karir yang dilaluinya. Selain seorang ulama, Asma Ismail juga adalah tokoh adat yang menjadi pengayom masyarakat.