JAMBIEKSPRES.CO-Bau badan tidak berasal dari keringat itu sendiri, melainkan dari interaksi antara keringat dan bakteri di permukaan kulit.
Bau badan dapat bervariasi, seperti manis, asam, atau seperti bawang, tergantung pada jenis bakteri dan bagaimana mereka berinteraksi dengan keringat.
BACA JUGA:Meningkatkan Minat Anak pada Sayuran Melalui Penyajian Kreatif
BACA JUGA:Berbagi Tips Gerakan Ringan untuk Kesehatan Sendi Usia 60+
Beberapa penyebab bau badan meliputi:
1. Diabetes Melitus
Diabetes melitus terjadi ketika tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif, yang mengakibatkan kadar gula darah tinggi. Komplikasi seperti ketoasidosis diabetik (DKA) dapat menyebabkan bau badan karena tubuh mengeluarkan keton melalui darah atau urine.
2. Stres dan Hiperhidrosis
Stres dan kecemasan dapat menyebabkan keringat berlebih yang mempengaruhi bau badan. Hiperhidrosis, yaitu kondisi produksi keringat berlebihan tanpa kaitan dengan aktivitas fisik atau suhu, sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan sosial.
3. Makanan Tertentu
Makanan seperti brokoli, bunga kol, kubis, pakcoy, asparagus, dan bawang dapat menyebabkan perubahan bau badan. Pola makan sehat dengan buah dan sayuran dapat menghasilkan bau badan yang lebih harum meskipun keringatnya banyak.
BACA JUGA:Cara Mempertahankan Kesehatan Tulang dan Otot Setelah Usia 35 Tahun
BACA JUGA:Tips dan Cara Deteksi Dini Benjolan Tiroid di Rumah dari Dokter Spesialis
4. Menopause, Menstruasi, dan Kehamilan
Fluktuasi hormon selama menopause, menstruasi, atau kehamilan dapat mempengaruhi bau badan. Bau badan biasanya kembali normal setelah hormon stabil.
5. Infeksi Vagina
Infeksi seperti vaginosis bakterial atau trikomoniasis dapat menyebabkan perubahan bau vagina. Infeksi ini sering disertai keputihan yang tidak sedap atau berwarna.
Cara mengatasi bau badan meliputi:
1. Pola Hidup Bersih dan Sehat
Mandilah setiap hari dengan sabun antibakteri, terutama di area yang banyak berkeringat. Cukur bulu ketiak untuk mengurangi tempat berkembangbiaknya bakteri. Cuci pakaian secara teratur dan kenakan pakaian bersih, longgar, dan terbuat dari katun. Gunakan antiperspiran untuk membantu mengontrol keringat. Hindari makanan dan minuman yang dapat meningkatkan bau badan, seperti bawang putih dan alkohol. Kelola stres untuk mengurangi aktivitas kelenjar apokrin.
2. Teh Hijau
Rendam kantong teh hijau dalam air hangat dan letakkan di bawah ketiak selama beberapa menit untuk mengurangi keringat.
3. Cuka Sari Apel
Campurkan cuka sari apel dengan air dan semprotkan ke area ketiak. Asam dalam cuka membantu membunuh bakteri.
4. Pengobatan atau Tindakan Medis
Pertimbangkan suntikan botox untuk memblokir keringat sementara atau obat resep untuk mengurangi keringat. Antibiotik dapat digunakan untuk mengurangi bakteri di kulit. Teknologi gelombang elektromagnetik dapat menghancurkan kelenjar keringat di bawah lengan.
5. Pembedahan
Jika metode lain tidak efektif, prosedur simpatektomi toraks endoskopi (ETS) dapat dipertimbangkan. ETS merusak saraf pengontrol keringat di bawah kulit ketiak, namun merupakan opsi terakhir karena risiko kerusakan saraf dan arteri. Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani prosedur ini. (*)