JAMBI - Indonesia memiliki kekayaan budaya yang begitu beragam, diantaranya ialah permainan tradisional dan jumlahnya pun sangat banyak. Permainan tradisional yang selanjutnya disebut permainan rakyat dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan merupakan permainan yang dilakukan oleh masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun.
Saat ini permainan tradisional sudah mulai banyak yang ditinggalkan oleh generasi muda, melihat kondisi tersebut, Museum Siginjei menilai sangat penting permainan tradisional untuk digaungkan kembali di tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Museum Siginjei melaksanakan Seminar Kajian Permainan Tradisional Jambi yang berlangsung di Ruang Introduction Museum Siginjei pada Selasa (21/11) dengan melibatkan Guru SD se Kota Jambi.
Guru SD dilibatkan sebanyak 70 orang dalam kegiatan seminar tersebut bertujuan agar Guru SD dapat mentransfer ilmu yang diperoleh dari Seminar Kajian Permainan Tradisional Jambi kepada anak didik, harapannya agar generasi muda mengetahui permainan tradisional negeri ini. Adapun pemateri dalam kegiatan seminar tersebut yaitu Kasi pengelolaan Koleksi Museum Siginjei, Mudzakir S.Pd dan Kabid Pembinaan SD Disdik Kota Jambi, Hj. Yulita, M.Pd.
Permainan tradisional adalah harta karun budaya yang memiliki nilai pendidikan yang luar biasa integrasinya dalam lingkungan sekolah sebagai alat pembelajaran menawarkan banyak manfaat termasuk pengembangan ketampilan sosial motorik kognitif, dan strategis siswa. “Dengan memanfaatkan kekayaan permainan tradisional, kita dapat merangkul warisan budaya nenek moyang dan membentuk generasi yang berakar pada nilai-nilai luhur lokal. Melalui permainan tradisional siswa bisa belajar sambil bermain dan meningkatkan pengalaman belajar mereka di sekolah,” kata Kabid Pembinaan SD Disdik Kota Jambi, Hj. Yulita, M.Pd saat menyampaikan materi.
Permainan tradisional dapat melatih semangat kerja keras pada anak untuk menanamkan semangat kerjasama, melatih insting, dan melatih strategi untuk menghadapi tantangan dalam dunia kerja nantinya. “Sering muncul pertanyaan dari anak, bahwa permainan tradisional itu khusus untuk zaman orang tua dulu, oleh karena itu cara agar anak mau ikut melestarikan permainan tradisional yaitu dengan melombakannya di sekolah, membuat hadiah semenarik mungkin agar anak tertarik untuk ikut,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasi pengelolaan Koleksi Museum Siginjei, Mudzakir S.Pd Di menambahkan, Museum Siginjei telah berusaha menanamkan cinta permainan tradisional itu kepada generasi muda. Hal itu dibuktikan dengan sering dilaksanakannya lomba permainan tradisional seperti hadang, lompat tali/yeye, gasing, dan sebagainya di Museum Siginjai. “Peserta yang berasal dari pelajar diundang untuk mengikuti lomba yang dilaksanakan, bahkan ke depan berbagai lomba tradisional masih akan terus dilombakan di Museum Siginjei,” imbuhnya. (kar)