Mengenal Lebih Dekat Daerah Potensial Penghasil Kopi di Papua
Indonesia dikenal sebagai produsen kopi dunia. Indonesia kaya varian kopi dengan cita rasa khas yang berbeda-beda, seperti kopi Gayo dari Aceh, kopi Toraja dari Sulawesi Selatan, kopi Kintamani dari Bali, hingga kopi-kopi dari Papua.
DATA dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyebutkan, produksi kopi global pada 2022/2023 mencapai 170 juta kantong per 60 kg. Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ke-3 dunia setelah Brazil, dan Vietnam.
Indonesia memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong yang terdiri kopi arabika sebanyak 1,3 juta kantong dan kopi robusta sebanyak 10,5 juta kantong. Sementara Brasil memproduksi sebanyak 62,6 juta kantong kopi dan Vietnam memproduksi 29,75 juta kantong kopi sepanjang 2022/2023.
Sementara itu, urutan keempat dan kelima produsen kopi dunia adalah Kolombia dan Ethiopia yang masing-masing memproduksi sebesar 11,3 juta kantong dan 8,27 juta kantong.
Kopi Indonesia, terdiri dari berbagai jenis yang diproduksi dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Kopi-kopi tersebut semakin diminati para pecinta kopi domestik dan manca negara, karena cita rasanya yang khas.
Kopi dari Papua misalnya, terdiri dari jenis kopi arabika, kopi robusta dan kopi liberika. Kopi liberika sendiri pada awalnya digolongkan ke dalam spesies kopi robusta dengan nama ilmiah Coffea canephora var liberica.
Penghasil Kopi di Papua
Provinsi Papua terdiri dari sembilan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Waropen dan Kota Jayapura.
Jenis kopi arabika dari Papua cukup dikenal di pasaran. Daerah penghasil kopi arabika di Papua di antaranya Kopi Wamena, Papua Pegunungan, dengan luas lahan tanaman kopi di daerah ini sekitar 32.679 hektare dengan produksi mencapai 161 ton.
Namun demikian, kini kopi jenis liberika dan robusta juga telah tumbuh pada sejumlah kabupaten di Provinsi Papua seperti Kabupaten Keerom, Jayapura dan Kepulauan Yapen. Daerah tersebut memiliki kondisi geografis yang sesuai untuk penanaman kopi jenis robusta dan liberika.
Contohnya, di Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo, Kepulauan Yapen, Papua. Tanaman kopi dari Ambaidiru luasnya kini telah mencapai 81,27 hektare. Meski terbilang belum terlalu luas, tapi konsisten produksinya, mencapai 1 ton.
Sedangkan di Kabupaten Jayapura saat ini mulai dilakukan pula penanaman kopi, tapi belum berproduksi. Masa panen kopi robusta biasanya setelah tanaman berumur 3-4 tahun.
Sementara itu, penanaman kopi di Kepulauan Yapen merupakan inisiatif dari para petani setelah melihat kopi dari Papua banyak dicari pembeli. Para petani tersebut beberapa di antaranya merupakan binaan dari pemerintah daerah setempat.