LONDON, JAMBIEKSPRES.CO-Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan laporan pada Kamis (5/9) yang mengungkapkan bahwa dampak dari siklus perubahan iklim, kebakaran hutan, dan polusi udara semakin parah, mempengaruhi kesehatan manusia, ekosistem, dan pertanian.
Dalam Buletin Kualitas Udara dan Iklim yang baru dirilis, laporan tersebut menjelaskan bagaimana perubahan iklim dan polusi udara berdampak besar pada lingkungan dan kesehatan.
BACA JUGA:IPB Gandeng Bulog Kembangkan Rumusan Padi Cerdas Iklim
BACA JUGA: Anak Muda Akan Terkena Dampak Perubahan Iklim, Aksi Nyata Penting
Laporan tersebut mencatat bahwa polusi udara ambien menyebabkan lebih dari 4,5 juta kematian dini setiap tahun, serta mengakibatkan kerugian ekonomi dan lingkungan yang signifikan.
Ini merupakan laporan keempat dalam seri tahunan yang mengeksplorasi hubungan antara kualitas udara dan iklim.
"Spesies kimia yang merusak kualitas udara sering kali dipancarkan bersamaan dengan gas rumah kaca, sehingga perubahan pada salah satu aspek ini mempengaruhi yang lainnya," jelas laporan tersebut.
BACA JUGA:Materi Perubahan Iklim Di Kurikulum Merdeka Memantik Aksi Nyata Siswa
BACA JUGA:Perubahan Iklim Picu Gelombang Panas Ekstrem di Seluruh Dunia, Ini Dampaknya
Sekretaris Jenderal WMO, Ko Barrett, menekankan bahwa perubahan iklim dan kualitas udara harus diatasi secara bersamaan karena keduanya saling terkait.
"Menangani keduanya secara simultan akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan planet kita, penduduknya, dan ekonomi, dengan memperhatikan hubungan timbal balik di antara keduanya," ujar Barrett.
Dia juga menambahkan bahwa kondisi panas ekstrem dan kekeringan yang berkepanjangan meningkatkan risiko kebakaran hutan dan polusi udara, dengan frekuensi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.
BACA JUGA:Bahas Perubahan Iklim, Poltekkes Jambi Gelar Konferensi Kesehatan Lingkungan Internasional
BACA JUGA:Persoalan Iklim Butuh Solusi Berbasis Teknologi
"Solusi untuk masalah ini memerlukan ilmu pengetahuan dan penelitian lintas disiplin yang mendalam," tambah Barrett. (*)