JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan komitmennya untuk mendukung ekonomi hijau dengan memanfaatkan dana abadi pendidikan serta program beasiswa di bidang Science, Technology, Engineering, and Math (STEM), yang kini menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Dukungan ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (7/9).
Nadiem Makarim menekankan bahwa STEM—yang meliputi sains, teknologi, rekayasa, dan matematika—merupakan pendekatan integratif yang penting untuk mencetak generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan.
“Kami berfokus pada inovasi yang diperlukan untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan di masa depan,” jelas Nadiem.
Pemerintah tidak hanya memberikan dukungan kepada mahasiswa sarjana dan magister, tetapi juga meluncurkan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas-universitas top di seluruh dunia dengan fokus pada topik-topik yang berkaitan dengan ekonomi hijau dan keberlanjutan.
"Banyak dari program ini secara spesifik ditujukan untuk memajukan ekonomi hijau," tambah Nadiem.
Selain itu, pemerintah juga menawarkan program persiapan bagi siswa sekolah menengah yang ingin melanjutkan pendidikan mereka ke universitas-universitas terbaik di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan negara lainnya.
Proses aplikasi ini secara khusus diarahkan pada bidang-bidang yang mendukung keberlanjutan dan ekonomi hijau.
Nadiem menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah perubahan signifikan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas manusia, serta menggalakkan aktivisme dan kesadaran lingkungan sejak tingkat pendidikan yang lebih rendah.
“Tujuannya adalah untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu generasi muda mengenai kondisi lingkungan mereka,” kata Nadiem.
Dalam menghadapi perubahan iklim yang cepat, Nadiem menegaskan perlunya pendekatan yang melibatkan semua generasi untuk memastikan keberlanjutan yang sejati.
“Sebagaimana saya katakan sebelumnya, generasi mendatang akan merasakan beban dari masalah ini. Ini adalah tanggung jawab moral kita untuk bertindak sekarang, bukan nanti,” ujar Nadiem.
Kemendikbudristek berharap langkah ini dapat memperkuat fondasi ekonomi hijau di Indonesia dan mempersiapkan generasi mendatang dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global. (*)