SUNGAI PENUH, JAMBIEKSPRES.CO-Anggota DPRD Kota Sungai Penuh mengekspresikan keprihatinan mendalam atas penurunan tajam Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir.
Khaidir, mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Sungai Penuh dan anggota DPRD dari Partai Golkar, menilai penurunan ini tidak wajar dan memerlukan investigasi serius.
Khaidir mencatat bahwa selama masa jabatannya sebagai Kepala Dinas Perhubungan, pendapatan dari sektor parkir stabil di angka Rp. 300 juta per tahun.
BACA JUGA:Walikota Sungai Penuh Resmikan 15 Kolam Budidaya Lele di Desa Koto Tinggi
BACA JUGA:Bawaslu Sungai Penuh Harap DPRD yang Dilantik Jaga Integritas
Namun, saat ini pendapatan tersebut merosot drastis menjadi hanya Rp. 65 juta per tahun. "Penurunan sebesar Rp. 235 juta sangat mencurigakan.
Ini jelas menunjukkan adanya masalah yang harus segera ditelusuri. Ada indikasi kebocoran yang memerlukan penyelidikan mendalam," tegas Khaidir.
Politisi Partai Golkar ini juga menyoroti adanya penambahan lokasi parkir, seperti di depan Kincai Plaza yang dikelola langsung oleh Dinas Perhubungan.
Meski jumlah lokasi parkir meningkat, pendapatan dari sektor ini justru menurun.
BACA JUGA:Dua Karyawan RRI Sungai Penuh Positif Terinfeksi DBD
BACA JUGA:Walikota Sungai Penuh Raih Penghargaan Universal Health Coverage
"Saya bertanya-tanya ke mana uang tersebut mengalir. Hal ini sangat tidak konsisten dengan jumlah lokasi parkir yang ada," ujarnya.
Fahruddin, anggota DPRD Kota Sungai Penuh dari Partai Golkar lainnya, juga menyuarakan kekhawatirannya melalui siaran langsung di media sosial.
Fahruddin menyoroti bahwa meskipun jumlah kendaraan yang parkir semakin banyak, PAD yang dihasilkan tetap rendah di angka Rp. 65 juta.
"Penurunan yang tajam ini menandakan adanya kebocoran serius dalam sistem parkir yang perlu segera diusut," tandasnya.