Untuk Kebutuhan Natal-Tahun Baru dan Pemilu 2024
JAKARTA-Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan BI sudah menyiapkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan Natal 2023, Tahun Baru dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 serta Ramadhan 1445 H.
“Kita sudah mulai melakukan distribusi atau front loading. Lima bulan ke depan jadi kita akan melakukan front loading supaya tidak crowded,” kata Doni dalam konferensi pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Kantor Pusat BI Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan kebutuhan uang tunai dalam lima bulan ke depan dapat meningkat 6 sampai 8 persen dibandingkan kebutuhan normal karena ketiga perhelatan besar dalam waktu berdekatan tersebut.
Perhitungan itu didasarkan pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 yang juga bersamaan dengan momentum Ramadhan dan Idul Fitri.
BI pun menyiapkan uang tunai yang layak edar dan terjaga kualitasnya.
“Biasanya uang-uang yang baru itu disiapkan untuk orang yang merayakan Natal dan tahun baru,” katanya.
Pihaknya pun telah bekerja sama dengan pihak perbankan untuk mendistribusikan uang tunai rupiah.
“Kami juga sudah berkoordinasi dan bersinergi dengan perbankan untuk menyiapkan kecukupan uang tunai,” katanya.
BI juga memastikan uang tunai rupiah dengan kualitas terjaga juga tersalur ke daerah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T) melalui berbagai program seperti Kas Keliling, Kas Titipan, dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.
Sebelumnya Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan uang beredar pada saat pemilu pada 14 Februari 2024 bisa mencapai Rp2,4 triliun dalam satu hari.
Pasalnya, setiap partai diprediksi bisa mengeluarkan uang hingga Rp240 miliar untuk mengirimkan kader-kader dan pendukungnya ke tempat pemungutan suara (TPS).
Gelaran pemilu pun bisa berdampak positif pada perekonomian dengan angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih tinggi dari 4,9 persen pada kuartal III 2023.
Di bagian lain, Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada Oktober 2023 mencapai Rp41,71 triliun atau meningkat 17,67 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, nilai transaksi perbankan digital tercatat tumbuh sebesar 15,57 persen (yoy) menjadi Rp5.118,89 triliun.