SUNGAIPENUH, JAMBIEKSPRES.CO - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Sungai Penuh, Boby Arisandi, memberikan penjelasan mengenai polemik yang muncul terkait pelaksanaan Kenduri Swarnabumi Lek Negroi di Kecamatan Pondok Tinggi baru-baru ini.
Boby menyatakan bahwa acara tersebut berlangsung sukses dan dihadiri oleh perwakilan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Drs. Siswanto MA, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Provinsi Jambi, Novie Hari Putranto, dan Pamong Budaya dari Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Ibu Meta Ambarpana.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya, Tanah Periuk Gelar Kenduri Swarnabumi
BACA JUGA:HAR Hadiri Pergelaran Kuda Lumping, Janji Akan Kembangkan Seni Tradisional
"Kegiatan Swarnabumi difasilitasi oleh Kemendikbudristek RI, dan dilaksanakan bersamaan dengan peringatan 150 tahun Masjid Agung Pondok Tinggi," ujar Boby.
Ia menjelaskan bahwa Swarnabumi adalah inisiatif Pemerintah Kota Sungai Penuh yang dihadiri langsung oleh Walikota Ahmadi Zubir dan Wakil Walikota Alvia Santoni.
Kegiatan ini mencakup berbagai aktivitas, seperti pembersihan drainase di jembatan layang dan penaburan 20 ribu benih ikan.
"Kami juga melakukan penanaman pohon. Namun, dari target 1.500 batang pohon, hanya 60 batang yang berhasil ditanam, berasal dari Dinas Pertanian dan TNKS," tambahnya.
Saat ditanya mengenai sumber dana untuk pelaksanaan acara, Boby mengungkapkan bahwa pendanaan berasal dari tiga sumber: Kemendikbudristek RI sebesar Rp 200 juta, dana sharing pendamping, dan partisipasi masyarakat.
BACA JUGA:Menjaga Tradisi Ilalang, Kemendikbudristek Dukung Pemberdayaan Komunitas Adat Osing
BACA JUGA:Pameran Anyaman Tradisional Jambi, Melestarikan Sejarah dan Budaya Melalui Museum Siginjei
"Dana dari kementerian sudah ditransfer ke rekening adat. Sedangkan dana sharing sebesar Rp 72.590.000 digunakan untuk akomodasi dan kebutuhan lain, termasuk perlengkapan dan pengamanan. Untuk partisipasi masyarakat, kami belum mengetahui jumlahnya secara pasti," jelasnya. (*)