Setelah penataan selesai, para turis tersebut bisa tinggal 5--10 hari. Lama masa tinggal ini sangat penting dan yang akan menikmati adalah masyarakat Borobudur dan sekitar.
Oleh karena itu, masyarakat harus disiapkan, dididik, diberi pelatihan sehingga akan timbul UMKM-UMKM baru dan kegiatan-kegiatan seni makin menggeliat di sini.
Dalam penataan itu tidak ada alih fungsi lahan lagi, seperti pertanian, sehingga masyarakat masih bisa bertani. Para turis juga menikmati keindahan dari Borobudur dan di sisi sama, candi ini juga betul-betul dilindungi.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) betul-betul dijaga ketat supaya nanti tidak tiba-tiba muncul hal-hal yang tidak perlu dan semua arsitektur harus menggambarkan arsitektur Jawa atau Borobudur.
Umat Buddha
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono menyampaikan lihat potensi pariwisata berkualitas kultural dan spiritual di Borobudur sangat besar.
Umat Buddha di dunia ini ada sekitar 450 juta, mayoritas tinggal di Asia dan Asia Tenggara. Negara tetangga terdekat, Thailand, dihuni umat Buddha sebanyak 64 juta orang.
Kedatangan wisatawan ke Borobudur bakal memberikan dampak ekonomi yang sangat luar biasa. Tidak hanya untuk kawasan Borobudur tetapi Magelang dan Jawa Tengah.
Dengan adanya peningkatan 2 juta wisatawan asing itu sudah mengubah peringkat Indonesia, bahkan di atas Malaysia, dari peringkat 5 menjadi peringkat 4.
Jadi sangat signifikan dampaknya, bukan hanya untuk Borobudur, Jawa Tengah, tetapi untuk Indonesia karena wisatawan internasional meningkat 2 juta dan itu akan membawa dampak Indonesia secara keseluruhan.
Salah satu upaya pembukaan konektivitas internasional, InJourney sudah melakukan MoU dengan Thai Airways, dengan membuka penerbangan langsung dari Bangkok ke Yogyakarta International Airport.
Dengan pembukaan konektivitas penerbangan langsung ini pasti akan banyak wisatawan asing yang akan datang langsung ke Borobudur.
Selain dari Thailand, juga akan mendapatkan minat yang tinggi dari turis China, Taiwan, dan Jepang. Berbagai warga negara asing itu ingin datang menikmati kemegahan dan keindahan Borobudur.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Febrina Intan menyampaikan memang banyak pemangku kepentingan, masyarakat desa, pemerintah desa, kecamatan, Kabupaten Magelang, Pemprov Jateng, tetapi semua bisa dikelola dengan semangat kebersamaan, membangun ekosistem pariwisata, bukan menonjolkan egosektoral.
Pihaknya juga melakukan komunikasi dengan para pedagang. Sebagian besar dari mereka paham alasan harus dipindah ke tempat yang lebih baik karena dulu kondisinya kurang menyenangkan, terutama buat pengunjung.
PT TWC juga memberikan edukasi, pelatihan UMKM bekerja sama dengan bank daerah. Oleh karena itu, keberadaan Kampung Seni Borobudur di Kujon harus membawa kebaikan dan dampak ekonomi sosial yang lebih baik dari sebelumnya.