Tentu masih pakai APBN yang lama. Ruang geraknya masih dibatasi alokasi anggaran yang sudah diputuskan DPR. Rasanya tidak bisa lagi presiden baru mengajukan perubahan APBN. Tinggal dua bulan. Kecuali untuk APBN tahun 2025 –kalau dianggap perlu.
Yang bisa dilakukan Presiden Prabowo adalah memberikan sinyal-sinyal harapan baru. Bagi rakyat maupun bagi investor.
Sinyal keamanan dan kestabilan politik rasanya sudah kuat. Apalagi kalau PKB dan PDI-Perjuangan jadi gabung ke kabinet baru.
Tapi tidak mudah memancarkan sinyal ekonomi yang kuat. APBN begitu terbatasnya. Apalagi dihadapkan pada tingginya utang luar negeri.
Harga-harga komoditas ekspor tidak setinggi di zaman Prediden Jokowi. Di bidang ini Jokowi seperti dimanjakan Tuhan: harga ekspor batu bara gila-gilaan. Pun kelapa sawit. Juga nikel dan bauksit.
Prabowo tidak lagi menikmati anugerah itu.
Jangan-jangan juga tidak mendapat anugerah Tuhan lainnya: curah hujan yang begitu baik selama empat tahun terakhir. Selama empat tahun ini para petani begitu tenang. Pun bila harga pupuk masih tinggi. Curah hujan begitu tinggi –tapi tidak berlebihan sampai banjir bandang. Petani bisa tanam padi tiga kali setahun –selama empat tahun.
Tentu Prabowo punya mantra sendiri: angka delapan. Itulah harapan besarnya. Tanggal lahirnya delapan. Partainya nomor delapan. Dan Prabowo presiden kedelapan.
Anda pun akan berharap setidaknya nilai akhir masa jabatan Prabowo setidaknya juga delapan.(Dahlan Iskan)