JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta para petani untuk cermat memanfaatkan musim hujan yang diprediksi lebih panjang tahun ini, sebagai peluang meningkatkan hasil panen padi.
Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyebutkan musim hujan yang dimulai lebih awal akan mencapai puncaknya pada November, memberikan kesempatan bagi petani untuk menanam lebih cepat.
Berdasarkan data BMKG, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November hingga Maret 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Musim Hujan Puncaknya Diprediksi Akan Terjadi pada November
BACA JUGA:Akibat Musim Kemarau, Produksi Kopi Kerinci Turun
Sementara, rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan) adalah memulai penanaman pada pertengahan Oktober 2024.
Musim hujan yang panjang ini juga membuka potensi untuk melakukan dua kali masa tanam, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian padi.
Namun, para petani harus mewaspadai potensi curah hujan yang terlalu tinggi, yang bisa menyebabkan genangan air dan berdampak negatif pada pertumbuhan padi, terutama pada fase pembungaan dan pembentukan biji.
Ida Aryani, akademisi agroteknologi, menambahkan bahwa kondisi lembab akibat hujan juga bisa meningkatkan risiko hama dan penyakit, seperti busuk akar dan wereng.
Oleh karena itu, diperlukan pendampingan yang intensif dari penyuluh pertanian untuk membantu petani mengelola lahan dengan baik.
BACA JUGA:Cara Merawat Kulit yang Efektif Selama Musim Hujan
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem Akibat Peralihan Musim
Kementan menargetkan 1,2 juta hektare lahan dapat ditanami pada musim tanam pertama di Oktober 2024, dengan hasil produksi yang diharapkan mencapai 32,29 juta ton pada panen Januari 2025. (*)