JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggaet institusi nasional maupun mancanegara, seperti Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Kyoto University, STAIN Bengkalis, Politeknik Bengkalis, dan Universitas Riau, dalam upaya mengatasi kebakaran lahan gambut.
Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Albertus Sulaiman, menjelaskan bahwa kolaborasi tersebut bertujuan untuk meneliti interaksi antara karbon dan tingkat muka air di lahan gambut dengan dinamika atmosfer dan iklim yang diyakini mempengaruhi sirkulasi global.
"BRIN melihat pentingnya kerja sama internasional dan nasional untuk mengatasi masalah kompleks ini sebagai langkah strategis memanfaatkan keahlian dan sumber daya secara luas,” ungkap Sulaiman dalam keterangannya di Jakarta.
BACA JUGA:BRIN Siapkan SDM untuk Pemanfaatan Teknologi Nuklir
BACA JUGA:BRIN Dorong Inovasi Pemanfaatan Data Strategis Lewat IC3INA 2024
Ia menambahkan bahwa kegiatan riset dilakukan di wilayah Riau dan Pulau Bengkalis karena lahan gambutnya cukup luas.
Adapun rangkaian kerja sama dan kegiatan yang dilakukan BRIN bersama para mitra telah menghasilkan beberapa produk sistem aplikasi, salah satunya adalah sistem pemantauan kebakaran lahan dan kabut asap yang dinamakan SIMOCAKAP.
Menurut Sulaiman, kebakaran lahan gambut merupakan masalah lingkungan serius yang berdampak luas, seperti pada ekosistem, kesehatan manusia, serta iklim global.
Oleh karena itu, riset tentang dinamika dan karakteristik tanah gambut menjadi strategi penting dalam pencegahan kebakaran dan mitigasi yang efektif pada lahan gambut.
Sulaiman menjelaskan bahwa pada musim kemarau, tingkat muka air tanah di lahan gambut menurun, yang menyebabkan lahan gambut menjadi kering dan mudah terbakar.
BACA JUGA:BRIN Dorong Inovasi Pemanfaatan Data Strategis Lewat IC3INA 2024
BACA JUGA:BRIN Dorong Remaja untuk Selektif dalam Menerima Informasi Seksualitas dan Reproduksi
“Kebakaran ini bisa berlangsung cukup lama dan menghasilkan asap yang berbahaya bagi kesehatan manusia,” ujarnya.
Sulaiman mengungkapkan bahwa tanah gambut memiliki karakteristik berbeda dari jenis tanah lainnya, yakni memiliki kandungan air yang tinggi.
Kandungan air yang tinggi membuat tanah gambut sangat lembab dan mudah terkompresi.