JAKARTA-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memperkuat transformasi pendidikan tinggi melalui kolaborasi bersama Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Lembaga Pendidikan Tinggi Nadhlatul Ulama (LPT PBNU).
“Ini merupakan momen penting untuk memperkuat upaya transformasi dunia pendidikan tinggi yang ada di Indonesia,” katanya dalam keterangan di Jakarta.
Nadiem menuturkan transformasi pendidikan tinggi ini salah satunya dilakukan dengan mendigitalisasi perguruan tinggi agar berjalan seiring perkembangan zaman yang terus bergerak terutama di sektor ilmu dan teknologi.
Menurutnya, perguruan tinggi juga harus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi termasuk oleh kampus-kampus di bawah naungan NU yang berjumlah hampir 300 perguruan tinggi.
Nadiem menjelaskan, pada saat ini dunia bergerak dengan sangat cepat seiring perkembangan teknologi, pergeseran demografi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan dinamika sosial dan budaya.
Ia mengatakan perubahan-perubahan ini menuntut seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu beradaptasi demi lahirnya sumber daya manusia (SDM) unggul dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Alhamdulillah upaya kampus-kampus di Indonesia, termasuk yang berada di bawah naungan NU untuk melahirkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi tampak semakin nyata berkat terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” kata Nadiem.
Hanya dalam waktu empat tahun, kata Nadiem, Kemendikbudristek telah berhasil mengirim 950 ribu lebih mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berkarya di luar kampus.
Bahkan berdasarkan hasil survei Kemendikbudristek, para mahasiswa yang telah mengikuti program MBKM memiliki waktu tunggu kerja lebih singkat serta gaji pertama yang lebih tinggi dari rata-rata nasional sehingga menunjukkan kebermanfaatan yang luar biasa dari program-program MBKM.
Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki mengatakan aspek yang menjadi perhatian lembaga pendidikan yaitu persentuhan dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini kecanggihannya tak terbendung.
Saiful menambahkan, pola pikir digital adalah pola pikir yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital yang melibatkan sikap, keyakinan, dan cara berpikir terbuka terhadap perubahan dan inovasi.
“PTNU harus cepat menyesuaikan. Tidak cukup jika hanya melakukan digitalisasi tanpa merubah pola pikir digitalnya,” ucapnya.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan dan Hukum sekaligus Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Biltar Jawa Timur Muhammad Mukri mengatakan menilai digitalisasi kampus merupakan salah satu bagian dari revolusi ilmu pengetahuan dan revolusi digital.
"Manajemen digitalisasi akan semakin memudahkan proses pengelolaan kampus yang terintegrasi dengan baik. Data-data bisa diakses oleh pihak manajemen dengan mudah sehingga aspek supervisi bisa dilakukan dengan baik," kata Mukri. (ant)