Pada implementasinya, pendekatan yang dilakukan juga menggunakan kearifan lokal agar lebih efektif. Contohnya, dalam berbagai permainan untuk anak, pemuka agama setempat turut dilibatkan, karena masyarakat setempat merupakan masyarakat dengan adat yang religius.
Oleh karena itu, dukungan psikososial bagi para pengungsi tidak hanya berperan untuk memberikan kenyamanan mental sementara. Dukungan ini melibatkan pemberian bantuan untuk mengelola emosi, mengatasi ketakutan, serta membangun kembali kepercayaan diri dan harapan.
Dengan adanya dukungan yang berkelanjutan, para pengungsi bisa mulai merasa kembali berdaya dan siap untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.
Hal ini juga dapat membantu mereka mengurangi dampak psikis yang mereka alami akibat trauma bencana, sebab bahagia adalah hak semua orang, juga termasuk para penyintas bencana. (ant)