Angka Pengangguran Lulusan Vokasi Menurun Signifikan, Menteri Tekankan Peran Strategis Pendidikan Vokasi

Senin 16 Dec 2024 - 20:16 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA– Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa angka pengangguran yang dialami oleh lulusan pendidikan vokasi mengalami penurunan signifikan pada rentang tahun 2023-2024. 

Penurunan ini menunjukkan tren positif yang membuktikan bahwa pendidikan vokasi semakin memiliki relevansi tinggi dalam memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja.

Dalam keterangannya saat menghadiri acara Expo Vokasi di Jakarta pada Senin kemarin, Satryo menjelaskan bahwa penurunan ini didukung oleh data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 

Berdasarkan data tersebut, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan pendidikan vokasi, khususnya tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Ini menunjukkan bahwa lulusan vokasi semakin mudah terserap di dunia kerja.

Menurut Mendiktisaintek Satryo, tren positif ini menjadi salah satu indikasi bahwa pendidikan vokasi memiliki peran yang strategis dalam membekali lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. 

Satryo juga menegaskan bahwa meskipun ekonomi global tengah menghadapi ketidakpastian, pendidikan vokasi tetap memiliki kontribusi besar dalam mempersiapkan tenaga kerja yang adaptif, kompeten, dan inovatif sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat dan perubahan yang terjadi di berbagai sektor.

"Pendidikan vokasi memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri, salah satunya dalam hal pemberdayaan keterampilan praktis yang dapat langsung diaplikasikan di lapangan kerja. Ini menjadikan pendidikan vokasi sebagai salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran yang sering menjadi masalah," ujarnya.

Mendiktisaintek juga mengapresiasi berbagai inovasi yang dilakukan dalam rangka merevitalisasi pendidikan vokasi, salah satunya melalui penerapan metode project-based learning. 

Metode ini dirancang agar para mahasiswa dan dosen terlibat dalam pengembangan proyek atau produk yang memiliki orientasi pada kebutuhan pasar kerja. Pendekatan ini diyakini mampu meningkatkan keterampilan praktis dan inovasi yang sesuai dengan tuntutan industri.

"Melalui project-based learning, kami mendorong para dosen dan mahasiswa untuk tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengembangkan keterampilan dan menciptakan produk yang dapat menjawab kebutuhan pasar. Dengan pendekatan ini, lulusan akan memiliki pengalaman praktis yang lebih relevan dan siap menghadapi dunia kerja," kata Satryo.

Program ini merupakan bagian dari langkah-langkah yang sudah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi. 

Peraturan ini menjadi dasar bagi berbagai kebijakan dan program pemerintah untuk memperkuat pendidikan vokasi agar lebih relevan dan berkualitas. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan pendidikan vokasi dapat membantu menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan industri.

Lebih lanjut, Satryo menekankan bahwa pendidikan vokasi bukan hanya sebatas keterampilan teknis, tetapi juga sebagai upaya untuk membangun karakter lulusan yang inovatif dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di tingkat nasional maupun global. 

Oleh karena itu, revitalisasi pendidikan vokasi menjadi salah satu fokus utama yang harus terus didukung.

Kategori :