Grup yang terdiri dari 10 orang itu tampil memukau lewat kekompakan gerakan dan tabuhan drum yang harmonis, mengundang decak kagum dari penonton.
Sebagai puncak pertunjukan, seluruh penampil bersama Hong Kong Chinese Orchestra berkolaborasi membawakan karya epik "Percussion and Orchestra Let the Thunder of Drums Roll VII.1023".
Tak hanya para seniman, penonton juga dilibatkan dengan membunyikan drum tangan kecil yang telah dibagikan sebelum acara. Irama musik orkestra dan riuhnya suara ribuan drum tangan saling bersahut-sahutan di udara menciptakan harmonisasi yang megah.
Ketika nada terakhir mengalun, langit Art Park dihiasi letupan konfeti yang meriah, menandai akhir dari puncak karnaval yang berlangsung sekitar dua jam tersebut.
Malam itu, Hong Kong menyajikan panggung dunia, di mana irama drum dan musik orkestra menyatukan berbagai budaya dalam sebuah perayaan yang berkesan.
Satu Irama, Satu Dunia
Para penonton, termasuk komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) di Hong Kong sangat terhibur menyaksikan beragam elemen budaya dari berbagai negara tampil di panggung karnaval drum Hong Kong ini.
Yani, seorang pekerja migran Indonesia yang tinggal di kawasan Tsing Yi, mengaku rela menempuh perjalanan satu jam menggunakan MTR untuk menyaksikan acara ini.
"Karena ini memang acara tahunan kan, jadi kita mau happy-happy saja. Kita kan libur juga. Kita bahagia jalan-jalan di hari Minggu, bisa bertemu teman-teman di sini ,” ujarnya.
Acara ini dinilai bisa menjadi sarana untuk melepas penat, sekaligus menyaksikan pertunjukan drum yang megah dengan melibatkan penabuh-penabuh kelas dunia.
Diselenggarakan oleh Hong Kong Chinese Orchestra dan didukung oleh Chinachem Group, karnaval ini bukan hanya sekadar perayaan seni, tetapi juga bertujuan untuk menyatukan komunitas melalui ritme drum yang kuat dan mempromosikan harmoni budaya.
Direktur Eksekutif Hong Kong Chinese Orchestra Celina Chin menyebutkan bahwa ajang tahunan yang mulai digelar sejak 2003 ini merupakan wujud nyata misi mereka untuk mempromosikan harmoni lintas budaya.
"Karnaval drum tahun ini tidak hanya melanjutkan misi tersebut tetapi juga memperkenalkan elemen tari inovatif, menyoroti peran unik Hong Kong sebagai platform pertukaran budaya," kata dia.
Bagi mereka yang hadir maupun menonton secara daring, momen ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pengingat bahwa meskipun berbeda budaya, dunia bisa bersatu dalam satu irama yang sama. "Satu Irama, Satu Dunia" benar-benar terealisasi di Hong Kong malam itu. (ant)