“Kalau hutan habis, gajah pasti masuk ke kampung. Kami butuh solusi jangka panjang, bukan cuma penanganan sesaat,” kata Heriantoni.
Meski begitu, perjuangan warga masih panjang. Halmi, yang kebunnya habis dirusak gajah, berencana menanam ulang sawit.
“Saya harus bertahan. Tapi kalau ini terus terjadi, entah sampai kapan kami bisa hidup tenang,” tutupnya.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan menjadi kunci menyelesaikan konflik ini.
Dengan langkah yang tepat, diharapkan konflik manusia dan gajah di Bukit Tigapuluh tak lagi menjadi ancaman bagi kedua belah pihak. (*)
Kategori :