JAMBI – Fenomena El Nino masih berdampak buruk terhadap para petani di Provinsi Jambi. Salah satu akibatnya, membuat seluruh areal persawahan dan tanaman holtikultura di Jambi mengering bahkan gagal panen.
Terkait hal ini, UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jambi mencatat sedikitnya ada 42,5 hektare tanaman padi dan hortikultura terdampak kekeringan hingga gagal panen atau fuso. Hitungan itu, untuk periode 16-30 September atau dengan musim tanam April-September 2023.
Kepala UPTD BPTPH Provinsi Jambi, Jaja Kardia mengatakan, dampak el Nino pada 2023 memang ini sangat dirasakan para petani. Puluhan hektare itu terdiri dari luas tanam padi 6.322.32 hektare (ha) yang terkena fuso seluas 16.50 ha.
“Tanaman padi yang gagal panen berada di Kabupaten Tebo seluas 10 hektare masing-masing dengan varietas impari 30,” sebutnya.
Kemudian untuk tanaman hortikultura, luas tanam 71 hektare yang terdampak seluas 26 hektare gagal panen.
“Tanaman holtikultura yang paling luas terdampak hingga fuso berada di Batanghari seluas 24 hektare berupa tanaman palawija kedelai,” kata Jaja.
Dikatakannya, Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan juga turut membantu mengantisipasi sehingga dampak El Nino tidak meluas.
Wujudnya seperti dengan menyediakan delapan unit mesin dan dua mesin pompa air untuk para petani se-Provinsi Jambi.
“Kalau petani membutuhkan alat brigade juga kita pinjamkan untuk membantu pengairan atau mengairi baik itu sawah dan tanaman holtikulturanya tapi mengajukan surat peminjamannya ke ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, kalau memang brigade di kabupaten dan kota tidak mencukupi,” pungkasnya. (aba)