Dari Evaluasi Sampai Kemampuan Juru Masak

Jumat 03 Oct 2025 - 20:20 WIB
Editor : Jurnal

"Siklusnya tujuh hari sekali," katanya.

Savira mengatakan akan terus meningkatkan kualitas gizi dan keragaman menu MBG, termasuk membangun komunikasi yang lebih interaktif melalui media sosial.

Mengenai sejumlah kasus keracunan yang menimpa penerima manfaat, Savira turut prihatin dan kejadian di lain daerah tersebut menjadikan dirinya untuk mawas diri dan makin meningkatkan quality control  mulai dari penyiapan bahan baku hingga setelah menu MBG terdistribusi dan dikonsumsi.

Untuk mencegah keracunan terulang, ia sependapat bahwa perlunya evaluasi dari pemerintah terhadap SPPG, termasuk persyaratan bahwa SPPG harus memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS), bahkan bersertifikat halal.

Sejak pilot project

SPPG Warungkiara 2 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjamin keamanan menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG), baik keamanan proses memasak, standar gizi maupun keamanan distribusi, sehingga menyehatkan untuk dikonsumsi.

Proses dari perencanaan hingga evaluasi berjalan memenuhi tahapan quality control, kata Kepala SPPG Warungkiara 2 Kabupaten Sukabumi Rian Raihan M.

SPPG Warungkiara sejak awal menjadi salah satu dari 100 titik pelaksanaan percontohan (pilot project) Program MBG dari Badan Gizi Nasional sejak November 2025, sehingga sejak program ini diluncurkan pada 6 Januari 2025, telah melayani para penerima manfaat Program MBG.

Pada 14 Maret lalu, SPPG ini dimonitor langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana bersama Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika, serta telah dikunjungi oleh berbagai pejabat negara dalam waktu yang berbeda-beda, yang ingin memastikan bahwa pelayanan dalam Program MBG dapat berjalan lancar dan efektif.

SPPG Warungkiara 2 Kabupaten Sukabumi ini melayani 32 sekolah dengan 3.700 siswa dari tingkat SD hingga SMA sederajat serta sejumlah pos pelayanan terpadu (posyandu) untuk penerima manfaat dari kalangan ibu hamil dengan porsi sekitar 200 ompreng.

Mengenai evaluasi dari pemerintah pusat terhadap SPPG akhir pekan lalu, antara lain agar setiap SPPG memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS), Kepala SPPG Warungkiara menceritakan bahwa persyaratan tersebut tidak menjadi masalah, karena sejak awal kondisi dapur dalam keadaan bersih, aman, dan terbebas dari polusi.

"Setiap peralatan yang digunakan pun sesuai standar dari BGN dan tempat sajian (ompreng) terbuat dari bahan steril dan ada penutupnya," katanya.

Bahan baku seperti sayur serta bumbu, buah-buahan, beras, daging, dan sebagainya, katanya, berasal dari bahan yang segar dan higienis, yang didatangkan dari pemasok UMKM sekitar dan telah dikenal. Sementara susu dari distributor.

Jaminan standar mutu MBG juga disampaikan SPPG Tanah Baru 01 di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Mereka memastikan menu MBG yang mereka produksi telah memenuhi standar gizi dan higienis.

"Sebelum dikirim, dilakukan tes organoleptik oleh ahli gizi serta menggunakan test kit atau prosedur dengan mengisi formulir dan diberikan otentifikasi," kata Kepala SPPG Tanah Baru 01 Bogor Utara Melinda Octaviani.

SPPG Tanah Baru 01 Kota Bogor beroperasi sejak 1 September 2025 melayani dan menyajikan 3.127 porsi dalam ompreng, yang didistribusikan ke 14 sekolah dan lima posyandu (pos pelayanan terpadu) di Kota Bogor.

Kategori :