Jumlah penumpang kapal pesiar ke Pulau Dewata melalui Pelabuhan Benoa selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai hampir 22 ribu orang atau naik signifikan dibandingkan periode sama 2022 mencapai 180 orang.
Puluhan ribu wisatawan asing itu diangkut menggunakan 31 kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Benoa atau meningkat dibandingkan periode sama 2022 yang hanya disinggahi dua kapal pesiar karena terkendala pandemi COVID-19.
Masih ada 20 kapal pesiar berbagai ukuran yang dijadwalkan merapat di Pelabuhan Benoa Denpasar hingga akhir Desember 2023. Puncak kedatangan kapal pesiar ke Benoa Denpasar biasanya dimulai tiga bulan di awal tahun dan tiga bulan pada akhir tahun.
Bahkan, kapal pesiar jumbo dengan panjang 317 meter dijadwalkan juga sandar pada 30 Oktober 2023 yang membawa 3.000 penumpang dan kru. Kapal pesiar Celebrity Solstice itu menjadi kapal pesiar terbesar yang pertama kali merapat di Indonesia.
Sedangkan pada 2024, Pelindo juga sudah menerima pendaftaran sandar sebanyak 68 kapal pesiar yang rata-rata berukuran panjang di atas 294 meter.
Mulai 2024, kapal pesiar dari Singapura juga rutin berlayar menuju Pelabuhan Benoa di Denpasar dan Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Bali Utara.
Biasanya hotel terapung itu hanya singgah di Benoa tidak menentu atau bahkan setahun sekali. Namun, kali ini rutin berlayar dari negeri singa itu, kata General Manager Pelindo Regional III Benoa Denpasar, Anak Agung Gede Agung Mataram.
Pengembangan Infrastruktur
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kepelabuhanan memiliki rencana mengembangkan infrastruktur maritim di Tanah Air.
Sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan sektor maritim sebagai prioritas, Pelindo mengembangkan beberapa pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali sebagai Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau Pusat Pariwisata Maritim Bali.
BMTH menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024.
Nantinya, Pelabuhan Benoa menjadi pusat pariwisata maritim untuk meningkatkan potensi ekonomi kawasan Indonesia bagian timur khususnya pariwisata kapal pesiar dan kapal wisata atau yacht yang berlayar di Indonesia.
Meski pembangunan masih berjalan dan ditargetkan selesai pada 2024, namun sebagian infrastruktur dasar guna mendukung layanan kapal pesiar sudah rampung.
Pengembangan dermaga timurdi Benoa untuk kapal pesiar misalnya, sudah rampung mencapai 500 meter setelah sebelumnya hanya memiliki panjang 350 meter. Dengan begitu, dua kapal pesiar jumbo bisa sandar sekaligus di Pelabuhan Benoa.
Pengerjaan saat ini adalah infrastruktur pendukung di laut yakni dua proyek pengerukan alur dan kolam masing-masing untuk paket A dan B. Pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 51,6 persen dan 58,9 persen pada pertengahan Oktober 2023. Pengerukan sedimen bawah laut dilakukan hingga kedalaman sekitar minus 12 low water spring (MLWSL) dari permukaan laut.
Total biaya yang dikucurkan untuk proyek itu yakni Rp1,2 triliun yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk infrastrutkur di laut dan pengerjaan infrastruktur di darat menelan anggaran mencapai Rp2,2 triliun dari anggaran Pelindo.