Petani Sayuran Sudah Miliki Kompetensi Gunakan Teknologi Digital

Jumat 19 Jan 2024 - 20:42 WIB
Editor : Jurnal

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata petani responden yang luasannya sekitar 1/4 ha berpenghasilan Rp4,2-juta rupiah per bulan. Penghasilan paling kecil Rp1,3-juta dan penghasilan paling tinggi Rp9,2-juta per bulan.

Dari satu komoditas sayuran, petani dapat memperoleh tambahan pendapatan rumah tangga (ceteris paribus) sebesar Rp 133.000 per bulan jika petani dapat meningkatkan satu level penggunaan telepon seluler untuk kegiatan usahatani.

Petani juga dapat menambah pendapatannya sebesar RP 170.000 per bulan jika petani dapat meningkatkan satu level penggunaan telepon seluler untuk kegiatan penjualan hasil pertanian.

Bahkan petani dapat meningkatkan pendapatan 5 kali lipat jika mampu beralih dari level dasar ke level tertinggi, yaitu penggunaan smartphone dengan berbagai aplikasi lengkap.

Hal ini menggarisbawahi peluang ekonomi luar biasa yang terbuka melalui integrasi TIK di bidang pertanian.

Hasil penelitian menemukan kompleksnya permasalahan rumah tangga pertanian untuk membuat keputusan yang dilematis antara peningkatan harga jual dan produktivitas, termasuk menurunkan biaya input produksi.

Jika produktivitas regional/nasional meningkat maka akan terjadi oversupply komoditas pertanian dan selanjutnya harga jual akan turun. Namun demikian, trade-off ini merupakan bagian integral dalam mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan pendapatan rumah tangga petani skala kecil.

Penelitian juga menemukan ukuran besaran peningkatan produktivitas yang dibutuhkan untuk menurunkan biaya produksi tanpa menurunkan harga jual sehingga usaha tani efektif dan efisien.

Berperan Penting

Penggunaan smartphone untuk keperluan aktivitas pertanian memainkan peranan yang penting untuk pembangunan pertanian. Pengambil kebijakan dapat menjadikan literasi TIK dan level penggunaan telepon seluler sebagai katalisator.

Pengambil kebijakan dapat mulai mempromosikan literasi TIK dan optimalisasi smartphone di kalangan petani dan stakeholder terkait.

Berikutnya stakeholder termasuk penyuluh pertanian dapat memberikan training berdasarkan kelas atau level petani dalam menggunakan telepon seluler.

Petani yang hanya bisa menggunakan handphone biasa tidak bisa dijadikan dalam satu kelas dengan petani yang terbiasa dengan berbagai aplikasi di smartphone-nya untuk mendukung aktivitas pertanian.

Penelitian juga mengungkap bahwa kaum perempuan lebih efektif dari pada laki-laki untuk mendapatkan pelatihan tersebut.

Selain peningkatan skill bagi petani, akses infrastruktur TIK dan teknologi finansial juga menjadi hal yang penting untuk ditingkatkan.

Pengambil kebijakan dan stakeholder terkait (provider penyedia internet) perlu menyediakan jaringan internet 4G di berbagai tempat terutama di sentra pertanian penyangga kota besar/kecil (pasar bagi komoditas pertanian).

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai