BNPB Nilai Penanganan Banjir Jambi Baik
JAMBI - Badan Nasional Penenanggulangan Bencana Nasional (BNPB) meninjau langsung upaya penanganan banjir dan longsor (Hidrometeorologi) di Provinsi Jambi. Peninjauan itu tercermin dalam Rapat Koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi tahun 2024 di Rumah Dinas Gubernur Jambi (25/1).
BNPB menilai penanganan musibah Hidrometeorologi basah yang dilakukan Provinsi Jambi sudah apik dan baik sehingga saat ini kabupaten/kota tetap kondusif.
Hadir langsung Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan. Ia mengapresiasi pemerintah daerah dan stekholder terkait yang sudah berjibaku mengatasi bencana hidrometeorologi di Provinsi Jambi.
Mayjen TNI Fajar menyebut pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi sudah melakukan upaya penanganan banjir dengan baik.
"Bencana hidrometeorologi basah di periode 2024 kalau saya perhatikan seluruh persentase dari rakor ini, intinya penanganan banjir sudah kondusif. Penanganan darurat bencana oleh Pemprov, dan pemkab/pemkot sudah apik dan baik sehingga tidak ada masyarakat yang menderita berlama-lama," ucap Fajar.
"Banjir sudah tidak menjadi tantangan atau pun ancaman yang membahayakan. Seluruh pengungsi sudah tertangani sebagian besar sudah kembali dan tidak ada kelaparan," lanjut Fajar.
Ia memaparkan berdasarkan data yang diimpun di Pusdalops BNPB bahwa bencana banjir di Jambi telah menerjang 575 desa/kelurahan di 87 kecamatan.
Dari jumlah itu setidaknya sebanyak 226.033 korban terdampak dan sudah ada dua korban jiwa dari Kabupaten Kerinci.
Adapun rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 22.971 unit rumah akibat banjir.
Selain itu, ada 342 fasilitas pendidikan, 65 fasilitas kesehatan, 59 rumah ibadah dan 2.859 hektare lahan pertanian yang terendam banjir.
"Penyebab banjir dikarenakan meluapnya air sungai dan tingginya intensitas hujan," sampainya.
Sampai Januari ini sudah ada enam kabupaten/kota telah menetapkan status tanggap darurat.
Diantaranya Kerinci, Sungai Penuh, Tebo, Merangin, Batanghari, Bungo dan Batanghari.
“Evakuasi warga terdampak untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman atau lebih tinggi. Koordinasi terpadu untuk pemenuhan logistik penanganan banjir sudah dilakukan,” akunya.