Cerita Pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara di Lereng Sindoro
KAWASAN Terpadu Nusantara (KTN) dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pemerintah Kabupaten Temanggung di Desa Bansari yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kawasan ini sengaja dibangun untuk program deradikalisasi. Seperti apa?
Kawasan tersebut merupakan pusat pendidikan dan pelatihan kehutanan guna menguatkan program deradikalisasi berbasis kesejahteraan kepada eks narapidanapi terorisme atau biasa disebut mitra deradikalisasi.
Kawasan hutan dengan tujuan khusus tersebut, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas kurang lebih 100 hektare.
Di lahan hutan di Lereng Gunung Sindoro dan di KTN tersebut ditanami kopi serta didirikan koperasi sebagai organisasi untuk mengelola kegiatan tersebut.
Kepala Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Herlan, menyampaikan program tetap berjalan, masih konsisten dilakukan karena petani penggarap sudah komitmen menggarap lahan 100 hektare tersebut.
Pada akhir tahun 2023, para petani penggarap baru saja mendapat bantuan lagi tanaman kopi 50.000 batang dari Kementerian Pertanian.
Eks napiter atau mitra deradikalisasi itu hanya terlibat di koperasi, sedangkan yang di lahan kopi itu tidak ada keterlibatan mantan napiter.
Selain petani penggarap lahan Perhutani terlibat di koperasi kopi tersebut, para mantan napiter juga sebagai anggota tetap koperasi.
Para mantan napiter tidak setiap hari di koperasi, tetapi hanya dalam kegiatan tertentu saja mereka dilibatkan di badan usaha tersebut.
Karena, untuk setiap harinya, para mantan napiter tersebut punya kegiatan sendiri-sendiri.
Mantan napiter dari Kabupaten Temanggung jumlahnya enam orang, sedangkan yang sering ke koperasi itu berasal dari Kedu.
Pada waktu pertama kegiatan tersebut ada di Desa Bansari, ada semacam protes dari warga, ada kekhawatiran manakala mantan napiter ditempatkan di lahan kopi.
Akan tetapi karena sering diadakan sosialisasi dengan masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lembaga desa, akhirnya masyarakat menyadari kalau di situ memang ada pemberdayaan, ada peningkatan ekonomi masyarakat, dan upaya melindungi hutan.