JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO – Saat musim hujan dan kondisi banjir, masyarakat perlu mewaspadai masuknya hewan melata ke pemukiman warga.
Seperti di Kota Jambi, kasus hewan melata masuk ke pemukiman cukup tinggi, terlebih saat musim hujan. Menurut data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi, sebanyak 254 kasus tercatat sepanjang tahun 2023, menjadikannya sebagai permasalahan kedua terbesar setelah kebakaran.
Kepala Dinas Damkar dan Kota Jambi, menjelaskan, dengan masuknya musim penghujan, kemungkinan hewan melata seperti ular, biawak dan lainnya masuk ke pemukiman warga semakin besar, terutama bagi daerah yang terdampak banjir.
Hal ini memicu respons cepat dari pihak Damkartan untuk menanggapi setiap laporan dan permintaan pertolongan terkait masuknya hewan berbahaya ke pemukiman warga.
BACA JUGA:TIKI Perusahaan Jasa Kurir Lokal Terdepan
BACA JUGA:174 SMK Layak TUK Jadi Syarat Adakan Uji Kompetensi Keahlian
Salah satu contoh nyata respons cepat Damkar adalah ketika mereka menerima laporan evakuasi ular sanca di salah satu pemukiman pada Selasa, 27 Februari 2024.
Tim Damkartan kembali berhasil mengevakuasi ular sanca sepanjang lebih kurang 2 meter dan berat kurang lebih 8 Kg. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan hook secara aman tanpa mengalami cidera pada petugas maupun kerugian bagi warga.
“Ular tersebut masuk ke rumah warga RT 19, Kelurahan Pematang Sulur, Telanaipura,” kata Mustari Affandi, Selasa (27/2).
Keberhasilan dalam penanganan kasus ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dari semua pihak terhadap masuknya hewan berbahaya ke pemukiman warga, terutama pada musim penghujan seperti ini.
"Dengan adanya genangan air akibat hujan, terutama bagi daerah yang terdampak banjir, kemungkinan masuknya hewan-hewan melata seperti ular dan biawak menjadi lebih tinggi," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menghimbau warga untuk waspada. Karena hewan-hewan ini pasti akan mencari mangsanya.
“Biasanya mereka mengincar ternak warga, seperti ayam," pungkasnya. (*)