Bangunan dua lantai setinggi 35 meter yang menjulang di seberang Sungai Batang Arau ini menampilkan gaya neoklasik yang dipengaruhi arsitektur Art Deco.
Bangunan dengan mahkota di puncaknya dengan tulisan tahun 1908 ini mungkin merupakan bangunan terbaik pada masanya di kawasan Kota Tua Padang.
Ada pula Gedung GEO Wehry & CO. Gedung kantor sekaligus gudang dari firma atau perusahaan ekspor-impor terbesar di Hindia-Belanda (Indonesia) pada masa kolonial yang didirikan pada 1911 dan diresmikan pada 1920.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Padang Tri Pria Anugerah menyebut Kawasan Kota Tua Padang terus berbenah untuk menjadi salah satu objek wisata unggulan yang laik untuk mendapatkan perhatian dari wisatawan.
Saat ini untuk pengembangan Kawasan Kota Tua Padang yang luasnya mencapai 32.690 meter persegi melingkupi dua kecamatan, yaitu Padang Selatan dan Padang Barat itu telah dibuat rencana induk (masterplan).
Kawasan Kota Tua itu bisa dibagi menjadi sembilan subkawasan dengan keunikannya masing-masing, seperti Kampung Tionghoa dengan beberapa kelenteng yang masih berdiri kokoh dan aktivitas budaya yang masih terpelihara.
Kemudian, kawasan etnis Tamil India dengan tradisi yang juga masih dipertahankan. Pasar Tanah Kongsi yang memperlihatkan akulturasi budaya hingga Pasar Gadang yang dulunya menjadi pusat bermukim saudagar Minang.
Masterplan itu menjadi pedoman dan rujukan ke depan untuk pengembangan kawasan Kota Tua Padang hingga bisa menjadi objek wisata unggulan di Sumbar untuk menarik minat wisatawan berkunjung.
Selain itu juga telah dibentuk Badan Pengelola Kota Tua Padang yang ditugasi untuk mengawasi dan mempercepat pengembangan kawasan.
Badan Pengelola itu diisi oleh unsur pemerintah daerah, akademisi, pakar, praktisi hingga komunitas yang memiliki kapasitas di bidang masing-masing, sehingga diharapkan benar-benar bisa menjadi nakhoda dalam pengembangan Kota Tua Padang.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Luhur Budianda menyebut menyusuri Kota Tua pada pagi hari bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin menikmati paket wisata tematik marine tourism atau wisata bahari di provinsi itu.
Setelah dari Kota Tua yang menyajikan suasana kota pelabuhan abad XVII, wisatawan bisa memilih untuk menikmati Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, yang berjarak sekitar 1,5 jam dari Kota Padang via Sungai Pisang.
Kawasan itu menjadi salah satu tujuan wisata yang booming di Sumbar setelah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh pada 2015.
Banyak resort yang tumbuh menawarkan keunikan masing-masing untuk menarik minat wisatawan. Banyak atraksi yang disiapkan pengelola wisata. Pulau-pulau tumbuh dengan pengelolaan wisata yang baik.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan menyebut KWBT Mandeh telah menjadi salah satu tujuan yang paling banyak menarik wisatawan ke daerah itu.
Kunjungan yang terus meningkat setiap tahun itu telah mendukung capaian jumlah kunjungan wisatawan ke Pesisir Selatan pada 2023 yang mencapai dua juta orang.