JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini, Ditresnarkoba Polda Jambi berhasil mengungkap kasus tindak pidana narkoba sebanyak 28 kasus.
Dalam kasus ini terdapat 40 tersangka, terdiri dari 39 laki-laki dan 1 perempuan.
Tidak hanya itu, barang bukti yang diamankan diantaranya sabu sebanyak 9.064,661 gram, ganja seberat 4,20 gram dan pil ekstasi berjumlah 861 butir (tablet yang mengandung Methamphetamine berjumlah 520 butir).
Dirresnarkoba Polda Jambi, AKBP Ernestor Seiser menerangkan, dari kasus tersebut terdapat 9 kasus yang menonjol.
“Dari 9 kasus ini terdapat 3 kasus lagi yang menonjol dengan 2 tersangka dan barang bukti seberat 6 kilogram,” ungkapnya, Kamis (7/3) kemarin.
Dari hasil pengembangan, kata Ernestor, diduga merupakan jaringan internasional karena dari bentuk kemasannya berasal dari luar negeri.
“Barang bukti ini kemudian masuk ke Jambi dan selanjutnya dibuang lagi ke daerah lainnya hingga ke Pulau Jawa,” imbuh Ernestor.
Saat ditangkap, pelaku berada di salah satu kostan di Kota Jambi.
BACA JUGA:BPK Periksa Keuangan Pemorv, Mulai Tahapan Pemeriksaan Interim
BACA JUGA:Pengusutan Kasus Malapraktik RS Royal Prima Berlanjut, Peyidik Tunggu Rekomendasi Konsil Kedokteran
“Setelah diintrogasi dan dalami, barang bukti tersebut ditaruh di bawah kasur tempat tidur di rumah kosan tersangka,” tandasnya.
Disampaikan Ernestor, dari hasil pengembangan, petugas juga mengamankan sebanyak 520 tablet sabu.
“Ternyata bukan inex saja yang berupa tablet. Awalnya kita pikir ini inex, ternyata bukan. Setelah dicek di lab Sumatera Selatan ternyata usai diurai mengandung methamphetamine sabu berbentuk warna biru gambar tengkorak,” tuturnya.
Berikutnya, petugas menemukan sabu 1,2 kg ini dicampur dengan gula ketika dites hasilnya negatif. Namun, setelah dibawa ke lab Palembang diurai di dalamnya mengandung sabu yang dicampur dengan gula.
“Pelaku ini caranya selalu berubah-berubah modusnya. Kalau total barang buktinya ada 8 kilogram lebih sabu dan 520 tablet yang mengandung methamphetamine serta 326 butir pil ekstasi,” jelas Ernestor.