JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta seluruh angkutan barang dapat mengadopsi kemajuan teknologi guna menciptakan layanan yang efektif dan efisien bagi para pengguna jasa.
"Transformasi digital harus segera disesuaikan dan dioptimalkan penggunaannya dalam manajemen perusahaan transportasi angkutan barang, di antaranya dalam hal digitalisasi layanan," kata Budi dalam seminar bertajuk "Menjaga Keselamatan dan Penerapan Digitalisasi pada Manajemen Transportasi Darat" yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, penyelenggaraan pelayanan angkutan barang merupakan tanggung jawab yang besar, tidak hanya barang yang harus sampai tujuan dengan selamat serta terintegrasi dengan moda transportasi lain, tetapi angkutan barang juga harus mengadopsi kemajuan teknologi melalui penerapan transformasi digital.
Budi mengatakan Kementerian Perhubungan terus mendorong digitalisasi layanan di seluruh sektor transportasi di Indonesia.
BACA JUGA:Kemenag Imbau Umat Saling Hormati Soal Perbedaan Awal Ramadhan
BACA JUGA:Dua Pengedar Jaringan Internasional Dibekuk
Digitalisasi merupakan solusi tepat untuk memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien serta memastikan adanya proses transparansi.
"Sebagai contoh di sektor transportasi darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat memiliki aplikasi MitraDarat yang memiliki fitur Fleet Management System (FMS). Fitur ini berfungsi agar masyarakat dapat memantau jadwal dan kedatangan bus," ujarnya.
Budi menyebut FMS sudah diterapkan di lebih dari 15 layanan bus rapid transit (BRT) dengan cakupan 20 kota dan lebih dari 1.500 bus.
FMS ke depannya akan diterapkan pada angkutan barang, baik angkutan barang komersial maupun angkutan barang perintis.
"Digitalisasi pelayanan perizinan berbasis digital juga telah diterapkan Ditjen Darat melalui aplikasi tersebut," ucapnya.
Selain itu, Budi juga berpesan seluruh pihak berkolaborasi untuk menekan risiko kecelakaan angkutan barang.
Beberapa contohnya, yakni dengan memberi pelatihan bagi pengawas dan awak kendaraan angkutan barang, pemeliharaan kendaraan angkutan barang secara berkala, kepatuhan terhadap peraturan keselamatan, dan pengawasan terhadap operasional angkutan barang.
"Tiga faktor utama penyebab kecelakaan belakangan ini adalah karena kondisi jalan yang dilalui, kondisi SDM pengemudi, serta kondisi kendaraan yang dioperasikan," sebutnya.
Budi menerangkan dalam menghadapi tantangan tersebut, kolaborasi antarsektor dan pihak yang berkepentingan sangatlah penting guna memastikan penyelenggaraan angkutan barang dapat berjalan dengan lancar, aman dan selamat.