JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dokter spesialis ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala dan leher FKUI-RSCM mengatakan pembesaran amandel menjadi salah satu faktor risiko yang menyebabkan anak terkena radang telinga tengah (otitis media).
“Jadi risiko untuk terjadinya infeksi otitis media berulang itu memang ada, dan sebetulnya bukan berarti kalau sudah sekali kena otitis media pasti setiap batuk pilek kena otitis media, belum tentu,” kata dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.THTBKL, Subsp.Oto(K) dalam diskusi daring di Jakarta.
Menanggapi apakah anak dapat berulang kali terkena radang telinga tengah, Rangga menjelaskan para dokter harus memantau kondisi pasien dan mencari faktor risiko yang menjadi penyebab penyakit itu kembali mengenai anak.
Salah satunya adalah pembesaran dari kelenjar amandel dan adenoid yang menyebabkan saluran ventilasi antara hidung dan telinga menjadi tertutup. Hal ini berpotensi membuat anak rentan terkena infeksi saluran nafas yang akhirnya menyebabkan radang telinga tengah.
BACA JUGA:Anjuran Jalan Kaki dan Naik Tangga Baik Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Anak Jadi Pihak Rentan Terkena Radang Telinga Tengah
Faktor risiko lain yang dapat membuat anak terkena radang telinga tengah secara berulang yakni adanya gangguan bawaan dari lahir seperti anak dengan celah langit-langit di bibir.
Rangga mengatakan radang telinga tengah bisa mengganggu aktivitas anak-anak untuk belajar dan bermain, karena anak akan mengalami nyeri pada telinga, bisa terkena demam yang disertai dengan keluarnya cairan dari dalam telinga.
“Biasanya memang anak akan lebih mudah secara umum terkena otitis media, tapi biasanya kalau tidak ada komorbid atau gangguan kesehatan lainnya, anak kurang lebih satu kali mengalami otitis media akut (AOM),” ujar Rangga.
Selain itu, ia menyebut alergi tertentu juga dapat menjadi salah satu faktor risiko yang meningkatkan episode anak terkena radang telinga tengah secara berulang.
“Kalau terjadi otitis berulang maka aktivitas anak akan terganggu, oleh karena itu selain kita obati kita juga harus mencari faktor risiko dari otitis media ini kenapa sampai berulang supaya ditangani dan pada akhirnya tidak mengganggu aktivitas anak-anak,” kata Rangga. (ant)