MUARATEBO, JAMBIEKSPRES.CO- Rumah Sakit Sultan Taha Saifuddin (RS STS) Tebo, terus berbenah untuk melayani masyarakat yang sakit, dengan menambah poli, sehingga masyarakat yang sebelumnya berobat di luar Tebo, tidak perlu lagi pergi jauh-jauh ke luar kabupaten.
Kabid Pelayanan RS STS Tebo, Vera mengatakan, saat ini poli di RS STS Tebo berjumlah 4 poli. Diantaranya Poli Penyakit Dalam, Poli Kebidanan, Poli Bedah dan Poli THT, dan terbaru Poli Jiwa yang baru di buka pada tahun ini
“Masyarakat jelas sangat senang, karena selama ini masyarakat Kabupaten Tebo itu, untuk kejiwaan berobatnya ke Bungo atau ke Jambi langsung. Dengan adanya di Kabupaten Tebo artinya masyarakat tidak perlu lagi jauh - jauh ke kabupaten sebelah atau ke Provinsi Jambi dan Insyaallah tahun ini mudah-mudahan di tahun depan itu Poli Mata dan Poli Saraf,” kata Vera.
BACA JUGA:SAH! Gubernur Al Haris Lantik Varial Adhi Putra Jadi Pj Bupati Tebo
Vera menambahkan, dua poli lagi yang akan segera menyusul, yakni Poli Mata dan Poli Saraf. Untuk respon masyarakat yang berobat, pada Poli Jiwa tampaknya cukup baik. Hanya saja, banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini.
Sementara itu Dokter Jiwa Tumpak Saragih mengaku, jumlah pasien yang berobat mencapai puluhan pasien.
Dirinya mengaku orang awam beranggapan pasien jiwa merupakan orang gangguan jiwa dan lainnya, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Pasalnya, gejala-gejala yang menyebabkan kejiwaan terganggu, ada beberapa faktor. Diantaranya depresi, yang menyebabkan sakit kepala, gangguan lambung, jantung berdebar-debar, dan menjadi berhalusinasi, yang sering disebut ada bisikan-bisikan. Untuk itu, pasien jiwa ini jangan dijauhi atau dikucilkan.
BACA JUGA:Jelang Kunjungan Jokowi, Pemkab Tebo Bersihkan Pasar Lebak Bunggur
BACA JUGA:Jajaki Pendamping dan Partai, Yopi Muthalib Incar Pilkada Tebo
“Karena yang namanya manusia pastinya ingin dilindungi dan ingin diperhatikan. Namun semakin kita menjauhi mereka, maka mereka akan hidup di dunia fantasinya dan semakin menyendiri. Semakin menyendiri gejalanya semakin berat maka dia akan semakin autistik lagi. Peranan lingkungan support sistem itu harus bagus,” tandas dr. Tumpak Saragih. (*)