JAMBIEKSPRES.CO-PT Pertamina EP Field Jambi mengambil alih pengelolaan lapangan minyak di area Betung Meruo Senami, menggantikan PT Prakarsa Betung Meruo Senami Jambi.
Menurut Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan, peralihan ini merupakan langkah penting dalam penyelamatan aset negara dan juga langkah strategis untuk mencapai target produksi minyak satu juta barel per tahun pada tahun 2030.
Berbagai pihak yang terlibat dalam proses alih kelola ini diapresiasi, dengan harapan bahwa langkah ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar lapangan minyak.
Sebelumnya, telah dilakukan penandatanganan peralihan kelola area operasi Betung Meruo Senami dari PT Prakarsa Betung Meruo Senami Jambi kepada PT Pertamina EP Regional 1.
BACA JUGA:Ini Langkah Pertamina Menjaga Kelancaran Distribusi BBM Selama Arus Balik Lebaran di Sumbagsel
BACA JUGA:Pertamina Ubah Tampilan Lima SPBU di Provinsi Jambi
Kemudian, pada Maret 2024, operasi lapangan tersebut kembali dipegang oleh Pertamina EP Field Jambi.
Menanggapi hal ini, Manajer Lapangan Pertamina EP Jambi, Hermansyah, menegaskan bahwa operasionalisasi lapangan Betung ini merupakan bagian dari komitmen industri hulu migas Indonesia untuk mencapai target produksi nasional.
Lapangan Betung juga diharapkan dapat memberikan solusi terhadap isu pengeboran ilegal di sekitarnya.
Pjs. General Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 1, Tedjo Sumantri, menambahkan bahwa lapangan Betung Meruo Senami Jambi merupakan salah satu aset penting bagi Indonesia dalam mencapai target produksi migas nasional.
BACA JUGA:Antisipasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kg Sebanyak 7 Juta Tabung
BACA JUGA:Pertamina Sediakan Layan Telepon 135 Untuk Dikirimkan BBM Jika Habis saat Macet
Dia juga menekankan pentingnya kerjasama antara pusat dan daerah dalam mengelola lapangan ini.
Dengan beroperasinya lapangan Betung ini, diharapkan dapat meningkatkan kontribusi ekonomi di Provinsi Jambi dan mendukung pertumbuhan industri di daerah tersebut.
Langkah ini menjadi salah satu upaya nyata dalam mencapai target produksi minyak yang ambisius pada tahun 2030. (*)