Indones U-23 V Irak U-23
JAKARTA-Garuda Muda akan kembali tampil malam ini (2/5). Posisi ketiga menjadi harga mati untuk memastikan tiket lolos otomatis ke Olympiade Paris.
Irak yang menjadi lawan Indonesia di Stadion Abdullah bin Khalifa, sepertinya tidak sekuat Uzbekistan yang kini jelas menjadi calon terkuat menjuarai turnamen yang keenam kali diselenggakarakan ini.
Sama dengan Garuda Muda, Irak sudah kalah dua kali, menjaringkan tujuh gol dan tujuh kali kebobolan.
Kedua tim terlihat seimbang, sehingga untuk itu, kedua semifinalis yang gagal masuk final tersebut memiliki kemungkinan untuk menang dan kalah yang sama besarnya.
Salah satu yang bisa dipelajari tim asuhan Shin Tae-yong adalah bagaimana Irak kalah dua kali dalam turnamen ini.
Kekalahan pertama Irak terjadi dalam fase grup melawan Thailand, yang menang 2-0. Waktu itu Irak menjadi tim yang dominan, baik dalam penciptaan peluang, penguasaan bola, maupun akurasi umpan.
Tetapi, Thailand lebih klinis. Mereka menciptakan 3 peluang tepat sasaran yang dua di antaranya menjadi gol, dari total 7 tembakan ke arah gawang.
Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Irak yang membuat 23 tembakan yang 5 di antaranya tepat sasaran.
Dari situ terlihat, tim pertahanan Thailand lebih efektif ketimbang ketajaman tim serang Irak.
Sebaliknya, saat kalah 0-2 dari Jepang dalam semifinal, Irak menjadi tim yang kalah dalam segala ukuran.
Irak kalah dalam menciptakan peluang, penguasaan bola dan akurasi umpan. Mereka lebih wajar kalah dari pada saat menghadapi Thailand ketika mereka menjadi tim yang kurang beruntung.
Dua kekalahan itu terjadi ketika Irak memasang dua formasi berbeda.
Dalam soal formasi bermain, Irak sering bongkar pasang pemain tidak seperti Indonesia dan Uzbekistan yang setia pada formasi yang sama selama turnamen di Qatar ini berlangsung.
Selama fase grup, Irak memang loyal kepada pola 4-2-3-1, tapi begitu masuk fase gugur mengubahnya menjadi 4-4-2 sewaktu mengalahkan Vietnam dalam perempat final, dan 3-4-3 ketika menyerah kepada Jepang dalam semifinal.