"Target mudah-mudahan bisa sebelum September (Diresmikan,red). Hal ini melihat RS lainnya seperti RS Fatmawati (Jakarta) yang butuh 2 tahun (persiapannya). Mudah-mudahan kita bisa lebih cepat," jelas Anton.
Upaya agar pasien tak terbebani dengan biaya yang tinggi dalam radioterapi ini juga telah dilakukan koordinasi dengan Direktur PKPR Kementerian Kesehatan RI. Agar layanan bisa dinikmati masyarakat dengan gratis lantaran ada penjamin seperti BPJS dan asuransi lainnya. Hal ini sesuai arahan pemerintahan Gubernur Jambi Al Haris dan Wagub Abdullah Sani yang seoptimal mungkin memberikan layanan kesehatan terbaik dan tak membebani masyarakat Jambi.
"Kami memastikan dan mem-Follow up ke pihak-pihak terkait penjamin seperti BPJS dan asuransi lainnya, yang diharapkan masyarakat Jambi yang membutuhkan pengobatan terapi radioterapi tidak terbebani pembiayaan secara pribadi (umum ). Sehingga layanan bisa dilakukan gratis dengan penjaminan," tegas Anton.
Gubernur Jambi Al Haris juga menaruh harapan tinggi pada peralatan kesehatan baru di Jambi ini. Agar layanan kesehatan masyarakat Jambi tak susah lagi berobat ke luar daerah.
Haris menyebut harapannya teknologi di gedung radioterapi ini sangat besar untuk masyarakat Jambi.
"Itu khusus digunakan untuk tumor, kanker dan sebagainya. Saat ini tengah berproses karena teknologinya canggih dan di setiap alatnya oleh orang luar negeri, uji fungsinya kemarin yang lama. Kita tunggu layanan ini untuk masyarakat," akunya.
Sebelumnya Direktur Utama RSRM dr.Herlambang mengatakan, pembangunan gedung radioterapi RSUD Raden Mattaher ini dibangun dengan alokasi dana khusus Rp 16,6 miliar dan bantuan alat kesehatan untuk gedung tersebut sebesar Rp 57 miliar. Dimana alat yang dipakai berasal dari Jerman yang sudah dilakukan konsolidasi dengan Kementerian Kesehatan.
Saat awal pembangunan pada 14 Juli 2023 lalu, Herlambang menyatakan gedung radioterapi yang dibangun berukuran 33 x 34 meter. "Nanti kapasitas per hari bisa menampung 70 orang pasien per harinya, gedung ini pertama kali dibangun di Jambi," kata Dirut Herlambang.
Harapannya dengan adanya fasilitas ini masyarakat tak lagi berobat keluar kota atau luar negeri. Karena fasilitas ini merupakan terminal kanker pemeriksaan lanjutan kemoterapi dan dibarengi dengan kemoterapi.
Ia menambahkan bangunan ini akan dibuat secara khusus (bunker) dengan dinding setebal 3 hingga 4 meter agar tak ada radiasi nuklir.
Radioterapi sendiri adalah, salah satu prosedur pengobatan kanker yang dilakukan dengan menggunakan paparan sinar-X. Secara singkat, tujuan radioterapi tidak lain adalah untuk membunuh sekaligus menghentikan penyebaran sel-sel kanker, serta mencegah kambuhnya penyakit kanker. (*)