Lia James

Rabu 15 May 2024 - 19:47 WIB
Editor : Jurnal

Meski bukan Katolik saya ingin ikut Camino. Oktober nanti. Insyaallah.

Lia Suntoso siap jadi pemandu. Pun suaminyi, James F Sundah. Juga anak mereka, Erick, yang bulan depan buka usaha di Austin, Texas.

Persoalannya: Lia menawarkan rute yang lain lagi. Agar tidak mengulang dua rute yang pernah mereka lalui. Padahal saya justru ingin rute Sarria-Santiago yang 100 km itu.

Saya setuju tidak lewat Porto --saya sudah pernah ke Porto. Tapi apakah rute baru lebih menarik? Belum ada jalan tengah. Pasti ada. Semua bisa dirundingkan.

Tidak akan seberat persoalan apakah PDI-Perjuangan akan masuk kabinet. Atau pilih di luar saja tapi harus bersama PKS. Jangan-jangan karena PDI-Perjuangan pilih di luar justru PKS gabung ke dalam.

James Sundah juga bukan Katolik. Ia tetap Protestan. Tapi ikut Camino. Mereka sudah biasa gantian: kadang James ikut kebaktian di gereja Katolik kadang sebaliknya.

Erick juga. Hanya Erick masih sering lupa: saat ikut kebaktian bapaknya ia masih sering menutup doa dengan menggerakkan tangan ke tiga arah --cara Katolik.

Lia sudah memberi saya kursus pendek menuju Camino. Harus pakai sepatu apa, baju berapa, kaus kaki seperti apa dan topi yang bagaimana.

Saya sudah punya sepatu dari merk yang disyaratkan Lia. Dibelikan istri waktu di Shanghai. Tapi saya kurang peduli tipenya. Semoga sama: tipe yang kalau kena air tidak basah sampai dalam. Tidak perlu beli yang baru. Kemungkinan kehujanan sangat tinggi di sana. Apalagi Oktober.

Berarti harus membeli jas hujan. Oh tidak perlu beli. Lia punya banyak. Pun yang belum dibuka bungkusnya. Saya diberi satu.

Untuk jaket, Lia mensyaratkan merk tertentu. Tahan hujan dan angin. Ringan sekali. Seringan isi dompetnya Putu Leong. Saya sudah punya dua. Saya ingat di mana membelinya: di Evansville, Indiana.

Dari dua pengalaman ikut Camino, Lia mensyaratkan agar saya membeli kaus kaki khusus: harus woll. Tidak menyerap keringat.

Memang ada yang lebih baik: kaus kaki berjari lima. Bisa mengurangi kemungkinan jari-jari melepuh. Tapi Lia belum menemukan kaus kaki woll yang berjari lima.

Tidak boleh lupa: minyak angin, minyak gosok dan obat puskesmas --pusing, keseleo, masuk angin. Dan harus latihan jalan jauh setiap hari. Sejak sebulan sebelum berangkat.

Yang terakhir itu rasanya saya tidak perlu. Senam dansa saya sudah melebihi jalan kaki. Dan lagi saya sudah lulus jalan kaki dari Mekah ke Arafah. Waktu naik haji dulu. Lebih jauh dari 20 km. Pulang pergi pula.

Kategori :

Terkait

Jumat 22 Nov 2024 - 21:13 WIB

Datuk ITB

Kamis 21 Nov 2024 - 20:28 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 20:41 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 19:30 WIB

Critical Parah

Senin 18 Nov 2024 - 19:41 WIB

Tafsir Iqra